Alhamdulillah tika saya berkunjung ke masjid yg penuh berkah ini bisa laksanakan sholat takhiayatul masjid juga solat dhuha.di sela sela kesibukan melakukan Arba'in ku sempatkan waktuku tuk ziarahi masjid yg penuh sejarah ini....
Dan ini sekelumit yg ku ketahui tentang masjid QUBA..
MADINAH - Pahala umrah tidak hanya bisa didapatkan di Masjidil Haram. Di Madinah juga terdapat masjid yang memiliki pahala seperti umrah jika salat dua rakaat di dalamnya. Ya, nama masjid ini adalah Masjid Quba.
Masjid Quba merupakan masjid pertama kali yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah. Masjid ini dibangun pada tahun 1 Hijriyah atau 622 hijriyah oleh Rasulullah dan para sahabat saat hijrah dari Makkah ke Madinah.
Masjid yang berdiri sekitar 5 kilometer di bagian Tenggara Kota Madinah ini disebut di dalam Al Quran sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa. Seperti tertuang dalam Surat At Taubah:108. Allah memuji masjid ini yang menjadi tempat salat para penduduk Quba.
Firman Allah SWT, Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri. (At Taubah, 108).
Diceritakan dalam hadist yang disampaikan ibnu Umar radiallahu anhu dan diriwayatkan bukhari. Nabi Muhammad SAW sering berjalanan kaki atau menunggang binatang tunggangan untuk berziarah di Masjid Quba pada hari Sabtu, kadang pada hari Senin. Dalam cerita yang lain, Rasulullah sering salat sunat di Masjid Quba untuk menunggu Sayyidina Ali, yang rumahnya berada di belakang masjid ini.
Dalam hadist yang riwayatkan Tarmizi, Rasulullah pernah bersabda “barang siapa yang mengambil wudhu di rumahnya dan mendirikan salat di dalamnya, maka ganjarannya sama dengan umrah”.
Menurut cerita, hadist ini keluar setelah warga Quba menyampaikan kepada Rasulullah bahwa warga Makkah sangat beruntung bisa melaksanakan umrah setiap waktu di masjidil haram. Jarak Madinah dengan Makkah sangat jauh. Dengan kendaraan bus saat ini saja ditempuh dengan lima jam perjalanan. Apalagi di Zaman Rasulullah SAW. Sehingga masyarakat Quba bisa mendapatkan pahala umrah setiap waktu dengan mendirikan salat di masjid ini.
Dalam buku yang ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, masjid Quba telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal (Rp21,3 miliar) yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan.
Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar. Di samping masjid tersebut juga terdapat ratusan makam yang menurut kisah terdapat beberapa makam sahabat di dalamnya
Dan ini sekelumit yg ku ketahui tentang masjid QUBA..
MADINAH - Pahala umrah tidak hanya bisa didapatkan di Masjidil Haram. Di Madinah juga terdapat masjid yang memiliki pahala seperti umrah jika salat dua rakaat di dalamnya. Ya, nama masjid ini adalah Masjid Quba.
Masjid Quba merupakan masjid pertama kali yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah. Masjid ini dibangun pada tahun 1 Hijriyah atau 622 hijriyah oleh Rasulullah dan para sahabat saat hijrah dari Makkah ke Madinah.
Masjid yang berdiri sekitar 5 kilometer di bagian Tenggara Kota Madinah ini disebut di dalam Al Quran sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa. Seperti tertuang dalam Surat At Taubah:108. Allah memuji masjid ini yang menjadi tempat salat para penduduk Quba.
Firman Allah SWT, Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri. (At Taubah, 108).
Diceritakan dalam hadist yang disampaikan ibnu Umar radiallahu anhu dan diriwayatkan bukhari. Nabi Muhammad SAW sering berjalanan kaki atau menunggang binatang tunggangan untuk berziarah di Masjid Quba pada hari Sabtu, kadang pada hari Senin. Dalam cerita yang lain, Rasulullah sering salat sunat di Masjid Quba untuk menunggu Sayyidina Ali, yang rumahnya berada di belakang masjid ini.
Dalam hadist yang riwayatkan Tarmizi, Rasulullah pernah bersabda “barang siapa yang mengambil wudhu di rumahnya dan mendirikan salat di dalamnya, maka ganjarannya sama dengan umrah”.
Menurut cerita, hadist ini keluar setelah warga Quba menyampaikan kepada Rasulullah bahwa warga Makkah sangat beruntung bisa melaksanakan umrah setiap waktu di masjidil haram. Jarak Madinah dengan Makkah sangat jauh. Dengan kendaraan bus saat ini saja ditempuh dengan lima jam perjalanan. Apalagi di Zaman Rasulullah SAW. Sehingga masyarakat Quba bisa mendapatkan pahala umrah setiap waktu dengan mendirikan salat di masjid ini.
Dalam buku yang ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, masjid Quba telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal (Rp21,3 miliar) yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan.
Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar. Di samping masjid tersebut juga terdapat ratusan makam yang menurut kisah terdapat beberapa makam sahabat di dalamnya
Selain keistimewaan-keistimewaan bangunan fisik, Masjid Quba juga memiliki keistimewaan spiritual khusus dari Allah SWT.
Pesona kota Madinah memang tidak pernah
pudar. Di kota yang kerap menjadi percontohan banyak negara itu terdapat
berbagai peninggalan sejarah penyebaran dan perkembangan Islam, tak
terkecuali masjid.
Selain Masjid Nabawi, yang ramai
dikunjungi, masih ada masjid-masjid bersejarah lainnya yang tidak kalah
menarik. Salah satunya Masjid Quba.
Masjid yang dinamakan berdasarkan
letaknya ini adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Baginda
Rasulullah SAW, di atas sebidang tanah milik keluarga Kalsum bin Hadam
dari Kabilah Amir bin Auf yang diwakafkannya kepada beliau setiba di
Quba.
Ketika itu, Quba merupakan sebuah kawasan pinggiran Yatsrib dan terletak sekitar tiga kilometer di selatan.
Rasulullah sendiri yang mendesain masjid
itu. Bahkan beliau ikut bekerja, tidak segan-segan mengangkat bahan
material bangunan, sehingga tampak letih yang teramat sangat pada
wajahnya yang mulia. Nabi Muhammad SAW menunjukkan suri teladan yang
begitu mulia, yang tak hanya pandai menyuruh.
Rasulullah SAW juga orang pertama yang
meletakkan batu di mihrab masjid tersebut menghadap ke Baitul Maqdis di
Palestina, kiblat pertama umat Islam, kemudian disusul berturut-turut
oleh Abu Bakar Assidiq, Umar bin Khaththab, dan Utsman bin Affan.
Siapakah yang menduga, ternyata proses peletakan batu kiblat ini
kemudian paralel dengan sejarah pengangkatan Khulafaur Rasyidin.
Setelah rampung, di masjid inilah untuk kali pertama shalat berjama’ah dilaksanakan.
Meskipun sangat sederhana, Masjid Quba
kala itu dijadikan sebagai masjid percontohan masjid-masjid yang
didirikan kemudian hari. Bangunan bersahaja itu memenuhi syarat-syarat
standar pendirian masjid. Terdapat suatu ruang persegi empat untuk
shalat dan sebuah serambi. Ruangan itu bertiang pohon kurma dan beratap
datar dari pelepah daun kurma bercampurkan tanah liat, yang melindungi
jama’ah dari buruknya cuaca.
Di tengah-tengah masjid terdapat ruang
terbuka yang biasa disebut sahn. Dan di sahn itulah ada sebuah sumur
tempat mengambil air wudhu. Kebersihan area masjid itu begitu terjaga
dan cahaya matahari serta udara dapat masuk.
Ketika peralihan arah kiblat umat Islam
menghadap ke Masjidil Haram, masjid itu tentu mengalami rekonstruksi.
Arah kiblat, yang semula menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina,
diputar balik menghadap ke arah Baitullah di Makkah.
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan,
masjid itu, yang kerap dikunjungi oleh Baginda Rasulullah SAW tiap hari
Sabtu bila beliau bertugas di luar Madinah, diperbaiki karena rusak
berat.
Kini, masjid yang terletak sekitar lima
kilometer di sebelah tenggara kota Madinah ini telah mengalami perbaikan
dan perluasan berkali-kali.
Bangunan fisiknya mengalami banyak
perkembangan. Salah satunya, keempat menara setinggi 47 meter yang
mengelilingi masjid berwarna putih bersih. Khalifah Umar bin Abdul Aziz
adalah orang pertama yang membangun menara pada masjid ini.
Rekonstruksi kembali terjadi pada masa
Sultan Al-Asyraf Saif Al-Din Qait-Bey dari Dinasti Mamluk. Masjid
tersebut dilengkapi dengan sebuah mimbar baru dari pualam. Mimbar itu
kemudian diganti dengan mimbar yang terkenal dengan sebutan “Mimbar
Masjid Raya”.
Kemudian pada masa kepemimpinan Raja
Fahd ibn Abdul Aziz tahun 1986, Masjid Quba kembali direnovasi dan
diperluas, menelan biaya 90 juta riyal (Rp.90.000.000.000,-). Hingga
saat ini, inilah renovasi terbesar masjid tersebut, tapi tetap
mempertahankan bentuk arsitektur tradisionalnya.
Di sisi selatan masjid dibuat galeri
terbuka dengan deretan tiang. Sedangkan di sisi sebelah utara terdapat
dua serambi bertiang. Di sebelah timur dan barat terdapat tempat terbuka
dengan dinding tembok berbeton. Pada bagian atasnya berjejer sebanyak
enam kubah besar, masing-masing berdiameter 12 meter, serta 56 kubah
kecil yang masing-masing berdiameter enam meter. Kubah-kubah tersebut
ditopang oleh pilar-pilar beton yang sangat kokoh.
Sementara lantai halaman, yang terbuka,
dilapisi marmer yang anti panas. Di bagian ini terdapat atap yang dapat
bergerak, terbuka dan tertutup otomatis, serta terpal yang sangat kokoh,
yang melindungi lantai atau jama’ah dari sengatan matahari.
Masjid ini memiliki 19 pintu, terdiri
dari tiga pintu utama. Tiga pintu utama, yang berdaun pintu besar,
diperuntukkan bagi para jama’ah yang ingin memasuki masjid mulia itu.
Dua pintu diperuntukkan bagi jama’ah laki-laki, sedangkan satu pintu
bagi jama’ah perempuan. Berbagai petunjuk dan informasi khusus
ditempatkan pada dinding luar masjid dan di dinding pintu. Di seberang
ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat
belajar-mengajar.
Sakarang yang bertanggung jawab atas renovasi masjid ini adalah keluarga Saud.
Kompleks masjid ini memiliki luas
135.000 meter persegi. Sementara ruang shalat utama seluas 5.035 meter
persegi, yang bisa menampung hingga 20.000 jama’ah. Masjid ini, sebelum
diperluas, pada zaman Rasulullah, hanya memiliki luas 1.200 meter
persegi.
Di kompleks masjid ini terdapat kantor,
pertokoan, dan ruang tamu. Kompleks masjid juga dilengkapi dengan tempat
tinggal imam dan muadzin.
Atas Dasar Taqwa
Selain keistimewaan-keistimewaan bangunan fisik tersebut, Masjid Quba juga memiliki keistimewaan spiritual khusus dari Allah SWT. Yakni, masjid ini disebut Masjid Taqwa, seperti termaktub dalam Al-Quran surah At-Tawbah ayat 108, yang artinya “Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah SWT menyukai orang-orang yang bersih.”
Selain keistimewaan-keistimewaan bangunan fisik tersebut, Masjid Quba juga memiliki keistimewaan spiritual khusus dari Allah SWT. Yakni, masjid ini disebut Masjid Taqwa, seperti termaktub dalam Al-Quran surah At-Tawbah ayat 108, yang artinya “Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah SWT menyukai orang-orang yang bersih.”
Menurut ulama tafsir, umat Islam tidak
diperkenankan bersikap egois dalam meraih kemulian. Shalat berlama-lama,
bahkan hingga tinggal di dalam masjid tersebut, sementara yang lainnya
tidak bisa memasukinya, sangat dibenci Allah SWT.
Masjid itu dibangaun berdasarkan ketaqwaan kepada Allah, maka
sejatinya umat Islam pun bisa beribadah di dalamnya dengan penuh taqwa
kepada-Nya. Semoga..
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ
أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي
وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي
كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ .
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ
فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ
مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ
تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ
لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي
فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ
مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ
قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً .
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ
مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ
الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ
أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ
وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ
يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ .
[رواه مسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa
Dia berfirman: Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu)
diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai
hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah,
maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian
hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku
berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku
berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang
kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian
kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian
semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku
mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku
ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat
kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian
berikan kepada-Ku. Wahai hambaku seandainya sejak orang pertama di
antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin
semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya
hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku
seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir,
dari golongan manusia dan jin di antara kalian, semuanya seperti orang
yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu mengurangi
kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang
pertama di antara kalian sampai orang terakhir semuanya berdiri di
sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang
meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada
pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan
untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak
mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan
siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela
kecuali dirinya.
(Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1.
Menegakkan keadilan di antara manusia serta haramnya kezaliman di
antara mereka merupakan tujuan dari ajaran Islam yang paling penting.
2. Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan petunjuk dan memintanya kepada Allah ta’ala.
3.
Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam mendatangkan
kebaikan dan menolak keburukan terhadap dirinya baik dalam perkara dunia
maupun akhirat.
4. Pentingnya istighfar dari perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuninya.
5. Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan mereka dalam mendatangkan kecelakaan dan kemanfaatan.
6. Wajib bagi setiap mu’min untuk bersyukur kepada Allah ta’ala atas ni’mat-Nya dan taufiq-Nya.
7. Sesungguhnya Allah ta’ala menghitung semua perbuatan seorang hamba dan membalasnya.
8. Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi diri (muhasabah) serta penyesalan atas dosa-dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar