Entri Populer

Selasa, 21 Februari 2012

Sekilas Hijir ismail


Add caption
Hijr di dekat Ka'bah.
Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan dalam kumpulan fatwanya bahwa banyak masyarakat awam menyebut Hijir ini dengan Hijir Ismail. Padahal, sebutan ini keliru karena tidak ada dasarnya. Ismail sendiri tidak pernah mengetahui mengenai keberadaan Hijir ini. Sebab, keberadaan Hijir dilatarbelakangi oleh kesepakatan kaum Quraiys untuk membangun kembali Ka’bah.
Kesepakatan bermula pada pembangunan ulang Ka’bah di atas fondasi Ibrahim yang memanjang ke arah utara. Namun, tatkala seluruh dana pembangunan Ka’bah telah terkumpul dan pembangunan hendak dimulai, ternyata anggaran tersebut tidak memadai. Sehingga tidak mencukupi apabila Ka’bah dibangun berdasarkan fondasi Ibrahim.
Akhirnya, mereka bersepakat, “Kita bangun saja sesuai dengan dana yang terkumpul, sedangkan sisanya kita biarkan berada di luar. Dan kita beri penghalang agar tak seorang pun melakukan thawaf di bagian dalamnya.”
Dari sini asal muasal dinamakan Hijir, karena kaum Quraiys menutupinya dengan pembatas akibat kekurangan dana pembangunan. Oleh karena itu, Nabi SAW pernah bersabda kepada Aisyah, “Kalaulah bukan karena kaummu baru saja meninggalkan kekufuran, pasti aku telah membangun Ka’bah di atas fondasi Ibrahim dan membuatkan dua pintu untuknya; pintu masuk dan pintu keluar.”
Dalam Mu’jam Al-Manahi Al-Lafzhiyah, Syekh Bakar Abu Zaid berkata, “Para sejarawan menyebutkan bahwa Ismail bin Ibrahim dikubur di Hijir Baitul Atiq. Hampir tidak ada buku sejarah umum dan sejarah Makkah yang menafikan kabar ini. Karena itulah, Hijir ini dihubungkan kepada Ismail. Dan tidak ada fakta sejarah lain kecuali itu. Oleh karena itu, hendaknya disebut Hijir, bukan Hijir Ismail. Wallahu’alam!

Sebisa mungkin kita usahakan tuk berdoa dan munajat di hijir ismail karna di hijir ismail termasuk dari sekian tempat yg mustajab tuk berdoa walau agak susah juga tuk masuk ke tempat ini karna belum pasti setiap saat di buka.
Semoga ...


عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ – أَوْ تَمْلآنِ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا
[رواه مسلم]

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bersuci adalah bagian dari iman, Al Hamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, Sholat adalah cahaya, shadaqah adalah bukti, Al Quran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang menghancurkan dirinya.
(Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits /  الفوائد من الحديث :
1.     Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal shalih dan keta’atan dan berkurang dengan maksiat dan dosa.
2.     Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.
3.     Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan.
4.     Menjaga shalat akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang muslim terhadap manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan perilakunya, kewara’annya dan ketakwaannya.
5.     Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya dimana hal tersebut merupakan pertanda benarnya keimanan.
6.     Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami seorang muslim karena perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
7.     Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan mentadabburi (merenungkan) ma’nanya, menga-malkan kandungan-kandungannya karena hal tersebut dapat memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.
8.       Seorang muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan kepada Allah ta’ala serta tidak mengabaikannya karena kesibukan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar