Entri Populer

Jumat, 18 Mei 2012

Sekilas GUS YUSUF CH

Mengenal Gus Yusuf

Oleh: Ja'far Shodiq
K.H Muhammad Yusuf Chudlori di tengah-tengah masyarakat lebih dikenal dengan sebutan khas kaum pesantren, yakni Gus Yusuf. Sebutan ini didasarkan oleh faktor kesejarahan atau latar belakang beliau yang merupakan salah satu dari sebelas putra dan putri ulama kharismatik Tegalrejo Magelang al-marhum al-magfurlah K.H Chudlori (w.1977), pendiri (muasis) Ponpes Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang yang didirikan pada tahun 1944 M. Pada tahun 2008 ini Ponpes tersebut memiliki ± 3.500 santri putra dan ± 2.500 santri putri.
Gus Yusuf yang lahir di Magelang pada 9 Juli 1973 ini sangat terkenal sebagai kiai muda yang dekat dengan berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan selain beliau mengasuh pesantren, memberikan hikmah-hikmah keagamaan kepada masyarakat di berbagai majlis ta’lim, juga masih mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk perjuangan sosial-kemasyarakatan.
Diantara perjuangan sosial-kemasyarakatan yang digeluti oleh beliau adalah, mengelola komunitas kesenian-kesenian tradisional yang ada di Kab. Magelang, penasehat organisasi Komunitas Gerakan Anti Narkoba dan Zat Adiktif (KOMGANAZ) Kab. Magelang, mengelola radio komunitas (Fast-FM) yang menyiarkan program-program populis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai dari kajian keagamaan, mujahadah, berita-berita aktual, konsultasi kesehatan, bincang bisnis, infotainment, dsb.
Walaupun Gus Yusuf berlatar belakang pendidikan pesantren tapi beliau sangat dekat dengan para aktifis muda dan aktifis mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan formal (sekolahan). Kedekatan ini dapat terjalin karena Gus Yusuf adalah kiai yang terbuka (egaliter) untuk berdiskusi dengan kalangan aktifis muda sebagai upaya mengurai kenyataan yang selalu berkembang seiring dengan lajunya zaman.
Aktifitas dengan kalangan muda dan mahasiswa diantaranya dapat dilihat dari seringnya beliau terlibat dalam forum-forum diskusi kaum muda NU Jawa Tengah, bahkan beliau adalah salah satu penggagas dari forum-forum diskusi di kalangan kaum muda NU tersebut. Dalam jumlah yang tidak terhitung, beliau juga sering diminta mengisi seminar, talk show, dan bentuk diskusi lainnya mulai dari tingkat lokal, nasional sampai tingkat internasional, terutama dalam forum-forum diskusi yang mengangkat tema seputar pluralisme, toleransi antar umat beragama, kebudayaan, tasawuf, dan peneguhan nilai-nilai kebangsaan.
Latar Belakang Keilmuan
Dalam bidang keilmuan, pada usia dini sampai usia SD, Gus Yusuf menempa ilmu di pondok pesantren ayahnya. Selanjutnya beliau menempa diri dalam ilmu agama pada beberapa pondok pesantren. Tahun 1985-1994, Gus Yusuf nyantri di Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur di bawah asuhan KH Idris Marzuki. Selanjutnhya beliau menengguk ilmu di Pesantren Salafiyah Kedung Banteng Purwokerto, terakhir Gus Yusuf memperdalam ilmu keagamaan di Pesantren Salafiyah Bulus, Kebumen.
Karena latar pendidikan pesantren inilah, maka transformasi kelimuan melalui tradisi lisan (tutur) sudah menjadi bagian dari diri suami Vina Rohmatul Ummah (22) ini. Selain menyampaikan ilmunya di Pesantren API Tegalrejo (asuhannya), beliau juga sering berceramah di banyak majlis ta’lim, serta di radio Fast FM kelolaannya yang beralamat di Jl. K.H Hasyim Asy’ary No. 7 Pagotan Tegalrejo Magelang. Jadi, dalam hal berpanjang-panjang kata lewat lisan, kepiawaiannya tak usah diragukan.
Belakangan, Gus Yusuf yang merupakan ayah dari Ahmad Haikal Tanjani Khumaid (6), Yusfina Zahru Tsania (4), dan Aqila Alaya Sya’an (1,5) itu begitu antusias mengembangkan konsep tasawuf yang berdimensi sosial. Hal tersebut paling tidak bisa dilihat dari dakwah-dakwahnya yang disampaikan lewat siaran di radionya. Selain itu, beliau juga sangat gandrung pada persoalan kebudayaan. Kedekatannya dengan kalangan budayawan seperti Gus Mus, Cak Nun, Romo Kirjito, Tanto Mendut, Slamet Gundono, dan banyak lagi yang lain merupakan bukti dari kegandrungannya terhadap dunia kebudayaan.
Kecintaannya dengan dunia kebudayaan tersebut juga menjadi pilihan metode dakwah keagamaan beliau, yakni berdakwah dengan pendekatan ala Sunan Kalijaga. "Orang mungkin menganggap tasawuf itu sesuatu yang elitis dan sukar dipahami. Padahal kalau didedah secara sederhana dan diaplikasikan dalam dimensi kemasyarakatan, pasti akan mudah dipahami. Pola-pola dakwah Sunan Kalijaga tidak sedikit kandungan tasawufnya. Dan itu masih relevan untuk zaman sekarang." Tutur beliau penuh keyakinan.
Berjuang untuk Kepentingan Umat
Siklus zaman yang sedang sampai pada upaya demokratisasi sistem kehidupan di negeri ini, yang ditandai dengan terjadinya gerakan reformasi pada 1998, membangkitkan ghirah Gus Yusuf untuk bersama-sama dengan umat berjuang meningkatkan harkat hidup, merdeka, sejahtera, berdaulat, adil dan makmur. Dalam situasi bangsa yang dilanda krisis demikian akut sejak tahun 1997 ini, maka pilihan politik untuk perjuangan keumatan harus segera dijatuhkan.
Berangkat dari realitas sejarah bahwa selama kurang lebih 32 tahun negeri ini telah dikuasai oleh rezim otoriter, sehingga rakyat kebanyakan dibungkam hak-haknya untuk berekspresi, berpendapat, berkumpul, apalagi mengaktualisasikan ide-idenya dalam gerakan perjuangan. NU sebagai bagian integral dari rakyat Indonesia yang mayoritas hidup di pedesaan dalam tradisi pesantren juga telah dimatikan peran politik keumatan dan kebangsaannya. Maka, momentum reformasi menjadi titik awal kaum ’sarungan’ untuk bangkit kembali dengan didirikannya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) oleh para ulama kharismatik pada 23 Juli 1998. Jejak para ulama inilah yang telah membangkitkan semangat Gus Yusuf untuk mengabdikan tenaga dan pikirannya dalam perjuangan politiknya melalui Partai Kebangkitan Bangsa.
Politik bagi Gus Yusuf adalah sebagaimana makna politik dalam Islam. Dalam Islam politik disebut dengan istilah Siyasyah (Indonesia: siasat), tapi siasat di sini adalah dalam makna positif. Siasat dijalankan adalah dalam kerangka memenuhi kemaslahatan, bukan kemadlaratan. Ini sesuai dengan kaidah fiqih "tasharruf al-imam 'ala al-ra'iyyah manut bil maslahah" (kebijakan penguasa politik yang diberlakukan untuk warga Negara harus berorientasi pada kemaslahatan atau kesejahteraan umat).
Gus Yusuf menemukan makna perjuangan politik di atas dalam Partai Kebangkitan Bangsa, karena PKB memiliki kriteria tentang kesejahteraan umat (al-maslahah al-'ammah), yaitu: (1) kemaslahatn itu bersifat esensial: kepentingan yang secara praksis-operasional mampu mewujudkan kesejahteraan umum dan mencegah timbulnya kerusakan; (2) maslahah itu ditujukan untuk kepentingan rakyat banyak, bukan semata-mata individu; dan (3) maslahah itu tidak bertentangan dengan ketentuan atau dalil-dalil umum atau nash.
Selain kriteria kesejahteraan umat di atas, yang menjadikan Gus Yusuf ’se-hati’ dengan cita-cita politik PKB adalah kandungan mabda’ siyasy (prinsip-prinsip dasar politik) PKB, yakni menjamin hak-hak dasar rakyat yang harus dipenuhi oleh kebijakan pemerintah. Hak-hak dasar tersebut adalah: (1) kebebasan beragama atau mempertahankan keyakinan (hifz ad-din), sebagaimana dijamin dalam UUD 45; (2) keselamatan jiwa atau fisik dari tindakan di luar ketentuan hukum (hifz an-nafs); (3) keselamatan atau kelangsungan hidup keturunan atau keluarga (hifz an-nasl); (4) keamanan harta benda atau hak milik pribadi (hifz al-mal); dan (5) kebebasan berpendapat dan berekspresi (hifz al-'aql).
Mengembalikan Kedekatan PKB dengan Basis
Prinsip-prinsip perjuangan di ataslah yang menjadikan Gus Yusuf sampai hari ini masih mencurahkan tenaga dan gagasan-gagasannya di partai yang dilahirkan oleh Ormas Islam terbesar (NU) ini. Kiprahnya di dunia politik semata-mata dimaknai sebagai manifestasi diri sebagai insan yang mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan memperjuangkan keharmonisan dan keadilan dalam menata hidup secara kolektif. Beliau tidak pernah sama sekali berkeinginan untuk menjadi anggota legislatif atau bahkan kepala daerah.
"Untuk hidup keluarga saya, alhamdulillah saya masih cukup secara ekonomis. Saya masih punya sawah yang bisa digarap, sedikit-sedikit saya juga sudah mulai berwira usaha. Hal ini saya lakukan agar saya tidak mudah tergiur oleh ’kue-kue’ politik dan pragmatisme sesaat." Tutur Gus Yusuf.
Keteguhan komitmen beliau inilah yang memunculkan kepercayaan dari warga PKB sehingga pada tahun 1999–2007 beliau dipercaya memimpin DPC PKB Kab. Magelang. Setelah berkhidmat di DPC PKB Kab. Magelang selanjutnya Gus Yusuf ditunjuk oleh DPP PKB melalui keputusan rapat pleno DPP PKB pada 1 Mei 2007 untuk menjadi Pjs Ketua Dewan Tanfizd DPW PKB Jawa Tengah mengggantikan posisi Abdul Kadir Karding yang ditarik sebagai pengurus DPP PKB.
Transisi struktural yang terjadi di PKB Jawa Tengah dengan pengangkatan Abdul Kadir Karding sebagai pengurus DPP, menurut Gus Yusuf perlu dibarengi dengan pembenahan kultural. Dalam sebuah kesempatan ketika dihubungi Gus Yusuf menyampaikan “Di tubuh PKB sedang terjadi dua transisi, yakni transisi struklural dan transisi kultural. Transisi struktural lebih pada berjalannya roda organisasi untuk menjaga soliditas pengurus DPW dan DPC PKB se-Jawa Tengah. Sedangkan transisi kultural adalah bagaimana mengupayakan agar PKB lebih dekat dengan basis partai, yakni rakyat, pesantren, dan yang tidak kalah penting adalah kiai”. Selama ini pola hubungan antara yang struktural dengan yang kultural kurang berjalan secara seimbang. Yang sering diutamakan lebih pada hubungan struktural. Maka yang terjadi, kedekatan kultural sebagai pokok perjuangan partai menjadi tersisihkan.

Jumat, 11 Mei 2012

Pengertian tajwid

Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya.

Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.

Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.

Dalil Wajib Mempraktekkan Tajwid Dalam Setiap Pembacaan Al-Qur’an:

  1. Dalil dari Al-Qur’an.

    Firman Allah s.w.t.:

    Artinya: Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)
    [Q.S. Al-Muzzammil (73): 4].

    Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah s.w.t. memerintahkan Nabi s.a.w. untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

    Firman Allah s.w.t. yang lain:

    Artinya: Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad s.a.w.) secara tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Furqaan (25): 32].

  2. Dalil dari As-Sunnah.

    Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi s.a.w.), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan sholat Rasulullah s.a.w., maka beliau menjawab:

    Artinya: "Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi)

    Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Amr, Rasulullah s.a.w. bersabda:

    Artinya: "Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’az bin Jabal dan Ubai bin Ka’ad." (Hadits ke 4615 dari Sahih Al-Bukhari).

  3. Dalil dari Ijma' Ulama.

    Telah sepakat para ulama sepanjang zaman sejak dari zaman Rasulullah s.a.w. sampai dengan sekarang dalam menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an secara bertajwid adalah suatu yang fardhu dan wajib. Pengarang kitab Nihayah menyatakan: "Sesungguhnya telah ijma’ (sepakat) semua 
    Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:

  4. At-Tartil
    Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat.

    Tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.
  5. imam dari kalangan ulama yang dipercaya bahwa tajwid adalah suatu hal yang wajib sejak zaman Nabi s.a.w. sampai dengan sekarang dan tiada seorangpun yang mempertikaikan kewajiban ini."
    Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:

  6. At-Tartil
    Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat.

    Tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.
  7.  Terdapat 28 huruf dasar (asas/asli) di dalam Al-Quran dan 2 huruf pengganti yang dikenal juga dengan nama huruf-huruf Hijaan atau Hijaiyah, yaitu:

     Huruf   Bacaan 
    qaf
    kaf
    lam
    mim
    nun
    wau
    ha'
    lam-alif
    hamzah
    ya
     
     Huruf   Bacaan 
    zay
    sin
    syin
    shad
    dhad
    tha
    zha
    'ain
    ghain
    fa
     
     Huruf   Bacaan 
    alif
    ba
    ta
    tsa
    jim
    ha
    kha
    dal
    dzal
    ra

Kamis, 10 Mei 2012

Bola bola islam


Ada yang sedikit berbeda di bulan Ramadhan tahun ini jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya buat para pesepakbola yang merumput di liga-liga Eropa.
Jika pada tahun sebelumnya bulan Ramadhan tiba tepat di tengah-tengah kompetisi, untuk tahun ini bulan Ramadhan datang di saat mereka sedang masa libur kompetisi, kalaupun ada pertandingan itu hanya merupakan persahabatan atau Tour. Paling tidak selama 1 minggu di bulan Ramadhan ini, pesepakbola yang ingin melaksanakan ibadah puasa tidak akan mendapat halangan yang berat dari pekerjaannya.
Sebelum ini, para pesepakbola muslim yang ingin menjalankan ibadah wajib puasa selalu terbentur dengan profesionalitas pekerjaannya. Berbagai macam alasan yang muncul baik itu dari pribadi maupun dari klub tempat ia bekerja. Memang benar tidak semua dari mereka yang merasakan hal itu, ada yang memilih tetap menjalankan kewajiban puasa meski ia mengetahui konsekuensi berat yang akan dihadapinya baik itu dari klub maupun liga.
Ada pula sebuah Liga yang memperhatikan keberadaan pemain sepakbola muslim di negaranya, di sini Majelis Ulama, Badan Liga, Klub, dan pemain mendapatkan keputusan yang melegakan semua pihak dalam datangnya bulan Ramadhan. Klub tidak dirugikan dan pemain tetap dapat menjalankan kewajiban.
COBAAN YANG PERNAH DIALAMI
Tidak mudah bagi pesepakbola muslim hidup dan mencari nafkah di negara-negara non-muslim, terkait dengan sepakbola. Mereka dihadapkan dengan keharusan menjaga stamina, kebutuhan tes urine jika dibutuhkan setelah pertandingan untuk membuktikan tidak adanya doping, dan bagaimana mereka mencari makanan yang halal di Negara-negara itu, berikut beberapa contoh kasus mereka:
Stephen Appiah: Di awal karirnya merumput di negara Italia, Appiah mengalami kesulitan dalam mencari restoran yang halal.
Frederic Kanoute: Menolak menggunakan seragam Sevilla karena disponsori oleh rumah judi, bahkan ketika seragam itu digunakan, Kanoute menutupinya dengan plester hitam. Pada 2007, ia pernah mengeluarkan uang sebesar US$ 700.000 dari kantong pribadinya untuk menyelamatkan sebuah masjid di Sevilla dengan cara membelinya masjid yang status sebelumnya adalah sewa, karena masjid itu adalah satu-satunya masjid di kota tempat ia dam umat muslim lainnya beribadah.
Christian Negouai: Ia terpilih sebagai pemain yang wajib di tes doping dan harus diambil sample urine-nya. Karena Negouai sedang berpuasa maka urine itu tidak mau keluar, Kevin Keegan (Manajer Manchester City kala itu) menyodorkannya air putih untuk diminum agar urine-nya bisa segera keluar,namun Negouai tetap menolaknya karena ia sedang berpuasa. Negouai memilih membayar denda 2.000 pound dari kantongnya daripada harus membatalkan puasa.
- Menurut Reuters, Samir Nasri dan Kolo Toure demi menjaga stamina, memilih menangguhkan puasa saat di musim kompetisi. Ini juga dikarenakan beratnya latihan yang harus mereka jalani ketika mereka berpuasa.
Abdelkader Ghezzal: Memilih tidak menjalankan ibadah puasa di hari pertandingan Siena karena cuaca Eropa di musim panas yang sangat menyulitkan, di siang hari akan lebih panjang dibanding malam, matahari akan tampak lebih dari 13 jam lamanya, khusus di Italia suhu bisa mencapai 35-40 derajat celcius, dengan matahari baru benar-benar tenggelam sekitar pukul 20.00 waktu setempat.
Kolo Toure mengaku pernah mencoba tetap berpuasa, tapi kondisi latihan berat memaksa ia membatalkan puasanya. “Tapi saya pasti akan menggantinya di hari atau bulan lain. Itu adalah konsekuensi sebagai seorang muslim,” ujar Toure.
MEREKA YANG BANGGA DENGAN IDENTITAS MUSLIM
Hidup di tengah-tengah industri sepakbola yang banyak akan godaan, seorang pesepakbola muslim di Eropa diuji ketetapan hatinya untuk tetap hidup sesuai dengan ajaran Islam, dan jika mereka berhasil hal itu menjadi kunci rahasia mengapa jarang pesepakbola muslim yang kehidupan pribadinya bermasalah. Dan itu juga yang membuat permainan mereka cenderung stabil serta emosi di lapangan senantiasa terjaga. Banyak pesepakbola muslim yang konsisten dengan Islam mengaku menemukan ketenangan dalam hidup, sumber kekuatan, dan kedamaian dalam Islam, berikut diantaranya:
1. Frederic Oumar Kanoute: Tetap menjalankan ibadah puasa saat Ramadhan meskipun harus bertanding selama 90 menit, dan suhu yang bisa mencapai 40 derajat celcius. Tahun lalu di bulan Ramadhan di Eropa siang hari lebih panjang waktunya daripada malam hari, matahari bersinar selama 13 jam dari pukul 6.30 pagi hingga 20.00. Dan pertandingan biasanya digelar 2 jam sebelum waktu berbuka puasa.
2. Rami Shaaban: Pemain sepakbola yang istiqamah mengikuti ajaran Islam, rutin mengkaji Al-Quran dan menjadikan Al-Quran panduan dalam menjalani hidupnya. Kiper timnas Swedia ini senantiasa melafalkan beberapa ayat sebelum bertanding.
3. Kolo Toure: merasa sebagai seorang muslim dia harus menghormati orang lain. Kesuksesan dirinya selalu disebutnya berkat doanya kepada Allah.
4. Franck Ribery: Mualaf setelah menikahi seorang gadis Perancis keturunan Maroko. Memiliki nama Islam yaitu Frank Bilal Ribery. Menurutnya Islam membawanya pada keselamatan. Islam yang menjadi sumber kekuatannya di dalam maupun di luar lapangan. Di saat ia mengalami masa-masa sulit dalam karirnya, Islam datang memberikan kedamaian. Ribery mengaku sebagai seorang muslim yang tidak pernah meninggalkan sholat wajib 5 waktu.
5. Nicolas Anelka: Mualaf yang memeluk Islam saat bermain di klub Turki Fenerbache. Memiliki nama Islam yaitu Abdul-Salam Bilal. Dalam wawancara yang dimuat di Match, majalah terbitan Perancis Anelka berkata, “Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam maupun di luar lapangan. Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Dan akhirnya saya menemukan Islam.” Anelka tetap menjalankan puasa 1 bulan penuh meskipun di tengah kompetisi.
6. Momo Sissoko serta Sulley Muntari: Mereka adalah pesepakbola muslim yang tetap memilih menjalankan puasa di bulan Ramadhan meskipun ada pertandingan.
7. Mahamadou Diarra dan Anthar Yahia (Bochum): Memilih tetap menjalankan puasa, menurut dia, berpuasa justru memberi kekuatan untuk mengatasi kesulitan.
8. Robin Van Persie: Seorang mualaf. Menurutnya Islam adalah agama yang indah dan lembut, di sini ia menemukan keteduhan dan ketenangan.
9. Mehdi Mahdavikia (Eintracht Frankfurt): Tidak mengalami hambatan berarti saat Ramadhan. Pemain yang kini berusia 32 tahun ini menata dietnya sedemikian rupa sehingga sanggup menjalani laga-laga keras di Liga Jerman (Bundesliga). “Saya selalu makan dan minum banyak saat sahur. Tanpa minum saat latihan pagi dan sore tak berpengaruh buat saya,” kata Mahdavikia. Menjalani ibadah puasa dan bermain di salah satu liga keras di Eropa, diakui Mahdavikia sangat berat. Tapi, latihan dua kali sehari tak mengganggu langkah gelandang dan sayap kanan Iran di Piala Dunia 1998 dan 2006 ini.
MAJELIS ULAMA TURUN TANGAN
Beberapa tahun ke belakang di negara Jerman, pesepakbola muslim mendapat halangan berpuasa di bulan Ramadhan, bahkan untuk klub FSV Frankfurt (klub divisi II Bundesliga) menerapkan larangan berpuasa, dan hal ini ada dalam klausul kontrak kerja mereka. Klub beralasan bahwa pemain sepakbola harus tetap memiliki stamina prima setiap hari untuk latihan dan pertandingan.
Untuk menjawab permasalahan ini Badan Liga Sepak Bola Jerman (DFL) dan Dewan Pusat Umat Muslim Jerman (Central Council of Muslims) meminta saran dari Al-Azhar yang merupakan institusi theologi Islam terkemuka. Akhirnya Al-Azhar mengeluarkan pernyataan bahwa, “Selama bulan Ramadhan pesepakbola muslim yang sedang berpuasa diperbolehkan membatalkan puasa jika itu dirasa mengganggu performanya.”
Dan pernyataan serupa pun juga dikeluarkan oleh Badan Fatwa dan Penelitian Muslim Eropa, “Pesepakbola muslim yang harus bertanding selama bulan Ramadhan tidak perlu untuk menjalankan puasa dan menggantinya di waktu lain. Lagipula, menjaga kesehatan tubuh adalah salah satu ajaran Islam,” ujar sekjen badan perwakilan muslim Jerman, Aiman Mazyek seperti dikutip Bild.
Pada akhirya, sekarang tinggal dikembalikan kepada para pesepakbola seperti Franck Ribery, Serdar Tasci dan kawan-kawan, apakah mereka tetap ingin menjalankan puasa sebulan penuh atau berpuasa hanya pada hari-hari tertentu saat tidak ada latihan dan pertandingan.
Namun bagi pemain FC Koln, Adil Chichi dan Youssef Mohamad beranggapan bahwa puasa tidak membuat gerak kita terbatas, mudah lelah dan lain sebagainya. Puasa telah mereka jalankan selama bertahun-tahun sehingga meraka paham dengan reaksi tubuh mereka.  Christopher Lymberopoulos, juru bicara FC Koln mengatakan, “Mereka melakukan apa yang selalu mereka lakukan, melatih keyakinan agama mereka sembari bekerja sebagai atlet professional.”
MASIH ADA YANG MEMPERHATIKAN
Beberapa pemain sepakbola muslim di Eropa juga sedikit beruntung karena mendapat bantuan dari klub untuk bisa berpuasa di tengah kompetisi. Klub sepakbola di Liga Belanda dikenal sangat toleran dalam urusan ini. PSV Eindhoven misalnya, klub ini melalui tim dokternya membantu menyusun menu makan khusun untuk Ibrahim AfellayOtman Bakkal dan Nordin Amrabat serta hanya memberikan porsi latihan lebih ringan.
Untuk klub lain seperti Ajax, puasa di bulan Ramadhan bahkan tidak mempengaruhi performa Ismail Aissati dan Mounir El Hamdaoui - nama terakhir malah menyumbang dua gol ketika klubnya Ajax menang 3-0 atas Roda. “Mereka selalu berpuasa, mereka tahu reaksi tubuhnya dan mereka selalu melakukan apa yang memang harus dilakukan, yaitu menjalankan ibadah dan bekerja profesional sebagai pesepak bola,” ungkap juru bicara klub.
Dua saudara kembar kelahiran Jerman tapi anggota timnas Turki: Hamit Altintop dan Halil Altintop menyikapi Ramadhan dengan cara berbeda. Hamit mendapatkan keistimewaan saat latihan, “Saya diberi kesempatan agar tak terlalu keras menjalankan latihan saat puasa.” Sebaliknya, Halil menyikapinya dengan sangat keras, Ia berani bersitegang dengan para pelatihnya jika memaksakan latihan keras kepadanya, “Saya lebih baik tidak latihan. Daripada saya tak puasa dan melanggar ajaran agama,” ucap Hamit.
Jose Mourinho (eks pelatih Inter Milan) pernah berkomentar mengenai buruknya performa anak buahnya yang sedang berpuasa, Sulley Muntari. “Muntari memiliki masalah yang berhubungan dengan Ramadan, mungkin dengan suhu (cuaca panas) seperti ini, Muntari tak seharusnya berpuasa. Ramadan tak datang di waktu yang tepat, terutama bagi para pemain yang tetap harus bermain,” tambahnya. Buntut dari perkataannya, Mourinho mendapat teguran dari Komunitas Organisasi Islam di Italia (UCOII).
Mohamed Nour Dachan, pimpinan UCOI mengatakan, “Saya rasa, Mourinho seharusnya tidak membicarakan hal ini, seorang pemain yang beragama Islam dan sedang menjalankan ibadah puasa tidak membuatnya tampil buruk di lapangan. Kami tahu, bahwa obat-obatan dalam olahraga dan stabilitas mental serta kondisi psikologis akan membuat seorang pemain menampilkan performa bagus.” Dachan menambahkan, “Seorang penganut Kristen, Yahudi atau bahkan Islam yang memiliki pikiran yang tenang, mereka pasti akan selalu menampilkan performa bagus di lapangan.”
MENURUT ILMU PENGETAHUAN
Menurut hasil riset British Journal of Sport Medicine membuktikan bahwa Puasa Ramadhan menurunkan penampilan pesepakbola. Selama puasa, para pemain tak mendapatkan asupan air dan nutrisi pada siang hari. Sebagai bahan riset British Journal of Sport Medicine mengambil sample 55 pemain Aljazair di akhir Ramadhan, juga dua pekan setelahnya.
Hasilnya, penampilan para pemain itu menurun sangat signifikan, lebih dari 5% dan itu sangat mempengaruhi kecepatan, kemampuan menggiring bola serta ketahanan tubuh. Sekitar 70 persen pemain rata-rata juga menyebut bahwa Ramadhan mempengaruhi penampilan mereka, baik saat bermain maupun berlatih. Oleh karena itu, para pemain bola harus memiliki strategi khusus jika memang harus bermain di saat Ramadhan dan berpuasa, jika memang memutuskan tidak berpuasa merupakan penyelesaian yang benar.
MENURUT MEREKA YANG MENJALANKAN
“Puasa adalah soal keyakinan, semangat dan mental bisa menaklukkan fisik, bukan sebaliknya. Perut boleh lapar, kerongkongan boleh kering, dan tubuh boleh saja gemetar saat harus berlari mengejar bola di lapangan, namun karena hati sudah berniat untuk berpuasa, semua yang terasa pada fisik akhirnya bisa diatasi,” demikian menurut Kanoute.
“Secara pribadi, menjalankan tuntunan agama membantuku dalam bersepakbola dan sepakbola juga ikut membantuku tetap sehat dan menguatkanku. Tak ada konflik karena orang yang tahu tentang Islam, mereka tahu bahwa ibadah puasa itu malah menguatkan mereka yang menjalaninya, dan tidak malah melemahkan kaum Muslim, Puasa Ramadhan justru membuatku semakin bersinar,” tambahnya.


 MANCHESTER - Yaya Toure membuktikan dirinya seorang muslim sejati. Gelandang Manchester City yang menjadi pahlawan kemenangan klubnya atas Newcastle 2-0 ini menolak pemberian sampanye dari panita pertandingan.
Gelandang asal Pantai Gading tersebut memborong dua gol ke gawang Newcastle, Minggu (6/5/2012) untuk membuka peluang Man City menjuarai Premier League musim ini. Ia pun didapuk sebagai "man of the Match" di partai tersebut. Sebagimana kebiasaan di Premier League, pemain yang menjadi bintang lapangan harus merayakannya dengan meminum sebotol sampanye yang disediakan panitia.
Dalam video yang beredar di youtube, tampak Yaya diwawancarai bareng rekannya, Jolen Lescott. Di akhir adegan wawancara, Yaya didapuk sebagai Man of the Match dan diberi sebotol sampanye oleh panita.
Dan sang gelandang dengan sopan menolaknya. "Maaf! Saya tidak minum alkohol karena saya Muslim," ujar Yaya Toure seraya tersenyum, dan menyerahkan botol sampanye itu ke rekannya, Lescott yang ada di sampingnya. "Bawa saja, bawa saja," katanya seraya berlalu.
Bukan kali pertama Toure menolak pesta kemenangan dengan menenggak minuman keras. Ia kerap menghindari tradisi itu, seraya berusaha tidak menyinggung rekan-rekannya.
Juru bicara Manchester City mengatakan pemberian champagne adalah penghargaan yang didambakan setiap main. Namun katanya, klub bisa memahami jika ada individu yang menolak dengan alasan agama.
Yang bisa dilakukan klub, masih menurut juru bicara Manchester City, adalah menjamin setiap individu di ruang ganti klub tidak merasa tersinggung jika ada rekan mereka yang menolak pesta dengan alasan agama. Liga Inggris adalah kompetisi yang menampung pemain dari 68 negara.
Yaya bersama saudaranya, Kolo memang merupakan salah satu contoh pesepak bola yang sukses menjalankan ajaran agama Islam tanpa mengorbankan profesionalisme. Saat bulan Ramadan misalnya, keduanya tetap berusaha menjalankan puasa semaksimal mungkin meski jadwal latihan ketat.
Keduanya dikabarkan rajin mendirikan shalat dan pintar membaca Al-Quran. Selain itu, Kolo dan Yaya juga sering melakukan donasi kepada kaum tidak mampu di Pantai Gading.


Bab kemanisan Iman
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ
 أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
 وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ
 وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Dari Anas r.a. Nabi s.a.w. sabdanya :
“Tiga perkara yang sesiapa memilikinya, dia akan mendapat kemanisan iman.
 (pertama) Hendaklah Allah dan rasul-Nya lebih dicintai mengatasi selain kedua-duanya.
 (kedua) Hendaklah dia mencintai seseorang, kerana Allah.
(ketiga) Hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran
 sepertimana dia benci untuk dicampakkan ke dalam neraka”
Hadis sahih riwayat Bukhari