Munculnya Ya’juj dan Majuj tanda dekatnya kiamat
Dari
Zaenab binti jahsi bahwa Rasululloh datang kepadanya dalam keadaan
kaget dan bersabda, “Laa ilaaha illallah, celakalah orang Arab karena
kejahatan yang sudah dekat ! Tembok yajuj dan Majuj sudah terbuka
sebesar ini.” Dan beliau membuat lingkaran dengan ibu jari dan
telunjuknya. Zaenab bertanya , ‘Ya Rasululloh, apakah kita akan binasa
padahal ada orang2 shaleh diantara kita ?’ Beliau menjawab, “Ya, jika
kekejian telah merajalela!”
(HR Bukhari, bab Fitnah subbab Yajuj & Majuj, Fath al bari XIII h 106)
Siapakah mereka ?
Al Hafizh Ibnu Hajar lebih
memilih pendapat yang mengatakan bahwa mereka adalah dua kabilah dari
keturunan Yafits bin Nuh, yang keduanya adalah keturunan dari Adam dan
Hawa.
Hal ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dari Abu Said al Khudriy bahwa Nabi saw bersabda,
”’Wahai Adam.’ Adam
berkata,”Labbaik wa sa’daik dan kebaikan ada pada-Mu.’ Allah
berfirman,”Keluarkanlah ba’sannnar.” Adam bertanya,”Apa itu ba’tsannar?”
Allah berfirman,”Dari setiap 1000 orang ia ada 999 orang maka pada saat
itu anak kecil akan beruban, seorang yang hamil akan meletakkan
kandungannya dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal
Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat
kerasnya.” (QS. Al Hajj : 2).’ Para sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah
manakah diantara kami yang satu itu (1000 – 999) ?” beliau saw
menjawab,”Bergembiralah kalian, sesungguhnya seorang dari kalian sama
dengan 1000 orang dari Ya’juj dan Ma’juj.” Kemudian beliau saw
bersabda,”Demi yang jiwaku berada ditangan-Nya, aku berharap kalian
menempati seperempat penduduk surga.” Maka kami pun bertakbir. Lalu
beliau saw bersabda,”Aku berharap kalian menempati sepertiga penduduk
surga.” Maka kami pun bertakbir. Lalu beliau saw bersabda,”Aku berharap
kalian menempati separuh penduduk surga.” Maka kami pun bertakbir. Lalu
beliau bersabda,”Tidaklah kalian diantara manusia kecuali bagai sehelai
bulu hitam dibadan seekor sapi putih atau bagai sehelai bulu putih
dibadan seekor sapi hitam.”
Didalam fatwa al Lajnah Ad
Daiimah Lil Buhuts wa al Ifta disebutkan bahwa ya’juj dan ma’juj ini
berada di benua Asia, sebelah utara Cina.
Karenanya Ya’juj dan Ma’juj
adalah turunan paman-paman dari Turki (yaitu bangsa-bangsa Cina, Rusia,
Mongolia. Bermuka lebar, bermata sipit (kecil), berambut pirang (hitam
keputih-putihan atau keruh seperti awan), seakan-akan wajah mereka
adalah seperti meja yang bundar. Ciri-ciri mereka yang seperti itu telah
diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadits marfu’ yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abu Harmalah dari bibinya.
Dimana mereka sekarang ?
Allah swt berfirman :
Artinya : “Hingga apabila
dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan
kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Mereka berkata: “Hai Dzulqarnain, Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, Maka dapatkah kami
memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding
antara kami dan mereka?” Dzulkarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan
oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, Maka tolonglah aku
dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding
antara kamu dan mereka.” (QS. Al Kahfi : 93 – 95)
Jadi Ya’juj dan Ma’juj
terkurung dibelakang dinding yang dibangun oleh Dzulqornain untuk mereka
dikarenakan mereka banyak melakukan kerusakan dan kejahatan di muka
bumi.
Dinding penghalang itu tebal,
teguh dan tinggi menjulang yang terbuat dari besi dan tembaga yang
dicampur, sehingga mereka tidak dapat melubanginya karena saking
tebalnya dan tidak pula dapat memanjatnya karena saking tinggi dan
licinnya. Dinding tersebut dibangun antara dua pembatas yang besar yaitu
dua gunung yang besar.
Cerita keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dari dinding
Keluarnya mereka dari kurungan
memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam
hadits no 3153 dan Ibnu Majah no. 4131 dari Abu Hurairah, dan
dishahihkan oleh al-Albani di Silsilah Shahihah no. 1735. Rasulullah
bersabda,
“Sesungguhnya Ya’juj dan
Ma’juj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat
cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan
besok’. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika
masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada
manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari,
pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok insya Allah
Taala’. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka
menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka
berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai
kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu
mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan
berlumuran darah. Mereka berkata, ‘Kita telah mengalahkan penduduk bumi
dan mengungguli penghuni langit.”
Sepak Terjang Ya’juj dan Ma’juj serta akhir kesudahannya
Hadits panjang dari an Nawwas ibn Sam’an, Rasululloh bersabda,
“Kemudian datang kepada
Isa ibn Maryam suatu kaum yang dilindungi Alloh dari Dajal, lalu Isa
mengusap wajah mereka dan menceritakan derajat mereka di surga. Pada
saat dia sedang melakukan hal itu Alloh mewahyukan kepada Isa , “Aku
telah mengeluarkan hamba2Ku yang tidak mampu diperangi oleh seorangpun.
Hambu2-Ku naik ke gunung untuk berlindung dan mencari keamanan.’ Alloh
mengutus Yajuj dan Majuj. Mereka keluar dengan cepat dari setiap tempat
yang tinggi. Rombongan pertama mereka melewati danau Thabariyah (sebuah
danau besar di palestina) yang berair lezat lalu mereka meminumnya.
Kemudian rombongan terakhir mereka melewatinya dan berkata, ‘Disini
pernah ada air.’ Kemudian nabi Isa dan para sahabatnya lalu berdoa
kepada Alloh, maka Alloh mengirimkan ulat2 ke leher Yajuj dan Majuj,
sehingga Yajuj dan Majuj itu mati sekaligus. Isa dan para sahabatnya
kemudian turun. Mereka mendapati setiap jengkal tanah dipenuhi bau dan
lendir mayat2. Isa dan para sahabatnya kemudian berdoa kepadda Alloh ,
dan Dia mengirimkan burung2 seperti unta Khurasan yang mengambil dan
membuang mayat2 itu ke tempat yang dikehendakiNya. Kemudian Dia
menurunkan hujan yang membasahi seluruh tanah dan mencuci bumi sehingga
menjadi laksana cermin.” (HR Muslim IV h2254 no 2937)
Keluarnya Ya`juj dan Ma`juj pada akhir zaman, belum terjadi.
Sebab, hadits-hadits yang
shahih menunjukkan bahwa Ya`juj dan Ma`juj keluar setelah Isa
‘alaihissalam turun ke bumi. Namun tanda-tanda keluarnya telah ada sejak
jaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam Shahih
Al-Bukhari dan Shahih Muslim bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Telah mulai terbuka hari ini
dari dinding Ya`juj dan Ma`juj sebesar (lubang) ini.” Rasulullah membuat
ingkaran dengan dua jarinya, ibu jari dan jari telunjuk. (HR.
Al-Bukhari dari Zainab bintu Jahsyin radhiyallahu ‘anha) [Lum’atul
‘Itiqad, hal. 108-109]
Lalu dimanakah letak dinding ini?
Ibnu Abbas, tinta umat dan
ahli tafsir Al Qur’an mengatakan bahwa ia (dinding itu) terletak di
persimpangan negeri Turki dengan Rusia, berdekatan dengan pegunungan
Kaukasus.” Pegunungan Kaukasus tingginya berkisar antara 1000 sampai
dengan 3000 meter)
Walaupun demikian, lebih baik
bagi kita untuk mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang akan dapat
atau mampu mencapai tempat mereka, sebagaimana halnya siapa pun tidak
akan dapat mencapai tempat Dajjal (baca : Misteri al Jassasah di Hadits Dajjal)
yang sampai sekarang masih terkurung apalagi mengeluarkannya. Karena
keluarnya mereka semua adalah sebuah ‘masalah takdir” yang mempunyai
waktu yang sudah maklum dan ditentukan didalam Lauh Mahfuzh.
Beberapa Penelitian Tembok Ya’juj
Abdullah Yusuf Ali dalam
tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240
km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung
batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat
38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama Buzghol-Khana dalam bahasa Turki,
tetapi dulu nama Arabnya adalah Bab Al-Hadid. Orang Persia menyebutnya
Dar-i-Ahani. Orang Cina menamakannya Tie-Men-Kuan. Semuanya bermakna
pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang
pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam
perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang
dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah,
al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka
masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom
besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan
cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti
bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill,
pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Letak Perkiraan Tembok Besi Berada
Apa pun tentang keberadaan
dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di
Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi
dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah
tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam
maupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan
hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti
pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah
bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk
memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah
untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya.
Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang
tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut
memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi,
karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk
penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke
Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari
Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia
membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke
penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa
Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke
pegunungan Ya’juj-Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi
puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas
bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah
yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak
berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu
adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj dan Ma’juj tempo dulu. Selama
6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan
berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju
pegunungan Ya’juj-Ma-juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah
lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok
berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq,
gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan
sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca:
Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal.
934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan
bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya
memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka
menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam
pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu
menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia
yang konon Ya-juj-Ma-juj itu.
Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut
penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku
keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, dan membunuh
suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu
daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada
Iskandar Dzul Qarnain. Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke
sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Dalam Nuzhat al-Musytaq,
al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada
penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat
Ya-juj-Ma-juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas
tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di
situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang
melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota
Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia
kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu
Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah, pegunungan Ya’juj-Ma’juj
berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak
bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut
Cina adalah daerah-daerah Rusia.
Siapakah Dzulkarnain?
Pembicaraan mengenai siapa dan
kapan Dzulqarnain hidup bukanlah tema baru. Ulama dan ahli tarikh
senior sekelas Ibnu Katsir dan Al-Maqrizi tidak lepas dari polemik ini.
Menurut versi Barat,
Dzulkarnain adalah Iskandar bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang
Mecedonia, Yunani) atau Alexander Yang Agung. Ia berkuasa selama 330
tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan
menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Ada pula yang berpendapat
bahwa ia adalah Cyrus, kaisar Persia. Ada juga yang menganggap ia adalah
seorang raja yang shalih yang hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim. Belum
lagi perdebatan soal apakah ia seorang nabi ataukah bukan.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat
di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir
dan filosof. Sedangkan Al-Quran menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu.” (QS. Al-Kahfi: 84)
Menurut sejarawan muslim
Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin
Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.). Kerajaannya
disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena
kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat
sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.
Dzulqarnain seorang pengembara
dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan,
atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun benteng. Para arkeolog
menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun
dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di
dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan
German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah
diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada
Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan
India.
Teka-teki tentang Dzulqarnain
juga tidak bisa dilepaskan dari misteri tentang bangsa Ya’juj dan Ma’juj
dan Tembok yang dibangun oleh Dzulqarnain. Dengan “ijtihad” yang cukup
berani, Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, yang merupakan anggota Dewan
Penasihat Kerajaan Arab Saudi berkesimpulan bahwa:
- Dzulqarnain yang disebutkan dalam surat Al-Kahf: 83–98 adalah Akhnaton, raja Mesir Kuno yang terkenal
- Akhnaton sendiri merupakan anak dari Fir’aun yang ditenggelamkan Allah di Laut Merah sewaktu mengikuti Nabi Musa dan pengikutnya
- Dzulqarnain adalah yang dimaksud dengan lelaki beriman dari keluarga Fir’aun sebagaimana dalam surat Al-Mu’min: 28–33
- Dzulqarnain adalah Nabi yang diutus kepada rakyat negeri Cina
- Tembok yang dibangun oleh Dzulqarnain saat ini masih eksis di Zhenzhou, Cina
- Ya`juj dan Ma`juj adalah penduduk Benua Kuda (Benua Asia) yang hidup di wilayah Cina dan sekitarnya
Dalam buku yang ia susun
setelah melakukan kajian dan penelitian atas berbagai sumber, fakta, dan
bukti otentik. Ekspedisi lintas benua dan samudera berjarak ribuan
kilometer pun harus ditempuh. Dari negeri asalnya di Arab Saudi kemudian
ke Mesir, Maladewa di Samudera Hindia, Kiribati di Samudera Pasifik,
hingga berakhir di Daratan Cina.
Benarkah Tembok Cina Adalah Tembok Zulkarnain?
Banyak orang menyangka itulah
tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al-Kahfi. Dan yang
disebut Ya-juj dan Ma-juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak
dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita cermati
kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda
antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat
dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu
dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming,
dan seterusnya, sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al-Kahfi: 86, ketika
bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman, “Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.”
Artinya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan
raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang
dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakah tembok Zulkarnain?… ^_^
- Al Qur’an
- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Sunan At Tirmidzi
- Tafsir Ibnu Katsir
- Fatawa Lajnah Daimah
- Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir
- Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, al-Syarif al-Idrisi,
- Hari Kiamat Sudah Dekat, Yusuf bin Abdillah bin Yusuf Al Wabil
- Ya’juj dan Ma’juj sudah Muncul di Cina, Hamdi bin Hamzah Abu Zaid.
- Dr. Thaha Ad-Dasuqy, ‘Aqidatuna Wa Shilatuha Bil Kaun Wal Insan Wal Hayat, Darul Huda, Kairo, 1995.
- Syekh Sya’ban ‘Abdulhadi Abu Rabah, Islamiyat, Haqaiq Fi Dzilli Tauhid Al-Ara Al-Islamiyah, Muassasah Al-’Arabiyah Al-Haditsiyah, Kairo, 1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar