Betapa terharunya aku, ketika memasuki kota Madinah di malam hari, sambil mengumandangkan assalamualaika ya Rasulullah… assalamualaika ya Habiballah… assalamualaika ya Amirul mukminin…
Pagi hari, subuh pertama di Madinah kembali kujumpai masjid Nabawi yang semakin cantik. Kini , di pelataran masjid sudah dinaungi payung-payung raksasa nan anggun, yang memberi keteduhan di siang hari. Pada sore dan malam hari, payung-payung cantik ini akan menutup, sehingga indahnya bulan dan bintang-bintang di langit, serta kelap kelip cemerlang lampu dari segala sudut masjid Nabawi dapat dinikmati para jamaah.
Sabda Rasulullah SAW, shalat yang dilakukan di masjid Nabawi lebih utama daripada melaksanakan seribu shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram.
Sejarah Berdirinya
Waktu Rasulullah SAW masuk Madinah, kaum Ansar mengelu-elukan beliau serta menawarkan rumah untuk beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan bijaksana : “Biarkanlah unta ini jalan, karena ia diperintah”. Setelah sampai di tanah milik kedua orang anak yatim bernama Sahal dan Suhail keduanya anak Amr bin Amarah di bawah asuhan Mu’adz bin Atrah, unta tersebut berhenti. Kemudian beliau dipersilahkan oleh Abu Ayub Al Ansari tinggal di rumahnya. Setelah beberapa bulan di rumah Abu Ayub Al Ansari, Nabi merencanakan
akan mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang sebagian milik As’ad bin Zurrah, sebagian milik kedua anak yatim (Sahal dan Suhail), dan sebagian lagi tanah kuburan musyrikin yang telah rusak.
Tanah kepunyaan kedua anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar yang dibayar oleh Abu Bakar R.A., sedang tanah kuburan milik As’ad bin Zurrah diserahkan sebagai wakaf.
Waktu membangun masjid, Nabi meletakkan batu pertama, selanjutnya kedua, ketiga, keempat dan kelima masing-masing oleh sahabat Abu Bakar, ‘Umar, Usman dan Ali. Kemudian dikerjakan dengan gotong royong sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah (setinggi kurang lebih 2 meter) tiang-tiangnya dari batang kurma, atap dari pelepah pohon kurma, halaman ditutup dengan batu-batu kecil, kiblatnya menghadap ke Baitulmaqdis, karena waktu itu perintah Allah untuk menghadap ka’bah belum turun.
Pintunya tiga buah, yaitu pintu kanan, pintu kiri dan pintu belakang. Panjang masjid 70 hasta, lebar 60 hasta ( 1 hasta = 46,2 cm). Dengan demikian masjid itu sederhana sekali tanpa hiasan, tanpa tikar dan untuk penerangan waktu malam hari digunakan pelepah kurma kering yang dibakar. Masjid tersebut dibuat tahun pertama Hijriyah. Di sisi masjid dibangun tempat kediaman Nabi dan keluarganya yang kemudian menjadi tempat pemakamannya.
Masjid Nabawi terus mengalami perluasan dan perbaikan secara bertahap sejak tahun ke 4 Hijriyah (setelah kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke arah Ka’bah, pintu belakang dijadikan mihrab). Perluasan dan perbaikan terus dilakukan hingga saat ini.
Makam Rasulullah SAW
Makam Nabi Muhammad SAW terletak di sudut timur masjid Nabawi dahulu dinamakan Maqshurah. Setelah masjid itu diperluas, makam itu termasuk di dalam bangunan masjid. Pada bangunan ini terdapat empat buah pintu :
a. Pintu sebelah kiblat dinamakan pintu At-taubah
b. Pintu sebelah timur dinamakan pintu Fatimah
c. Pintu sebelah utara dinamakan pintu Tahajjud
d. Pintu sebelah barat ke Raudah (sudah ditutup).
Dalam ruangan ini terdapat 3 buah makam, yaitu makam Rasulullah SAW, Abu Bakar As Siddiq dan Umar Ibnul Khatab.
Dilihat dari luar masjid, maka posisi Makam Rasulullah SAW dan kedua sahabat terletak di bawah kubah hijau.
Raudhah
Raudah adalah suatu tempat di dalam masjid Nabawi yang letaknya ditandai tiang-tiang putih, berada diantara rumah Nabi (sekarang makam Rasulullah) sampai mimbar. Luas Raudah dari arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan 15 m. Raudah adalah tempat yang makbul untuk berdoa.
Sabda Rasulullah SAW yang artinya : ” Diantara rumahku dengan mimbarku adalah sebuah raudhah (taman) diantara taman-taman surga”. (Diriwayatkan Anas bin Malik).
Dianjurkan untuk shalat sunat dan berdoa di tempat tersebut.
Untuk mencapai Raudhah, tidak mudah. Karena jumlah jamaah yang sangat banyak, sementara luas area Raudhah sangat secil jika dibandingkan dengan jumlah jamaah yang ingin mencapainya. Untuk jamaah wanita terdapat dua sesi waktu untuk bisa berdoa di Raudhah, yakni pagi jam 7 - 12 dan malam ba’da shalat Isya sampai jam 10 malam. Rombongan jamaahpun diatur secara bergiliran. Ada rombongan jamaah Arab, Turki, Indonesia, Malaysia dll. Terharu sekali rasanya ketika mencapai Raudhah dan bisa shalat sunah dua rokaat dilanjutkan dengan berdoa. Semoga do’a-do’a yang kupanjatkan ketika di Raudhah terkabul , ya Allah !
Tiang-tiang cantik
Di pelataran masjid Nabawi dipercantik dengan kehadiran tiang-tiang yang anggun.
Dari tiang-tiang ini, bila siang hari (panas) maka akan muncul payung-payung raksasa nan anggun yang akan memberi keteduhan area di bawahnya.
Bagian dalam
Pada bagian dalam masjid, kita akan dibuat takjub pada keelokan disain interiornya.
Shalat di masjid Nabawi memberi kesejukan dan kedamaian hati.
Tak puas-puasnya aku memohon…
Tak puas-puasnya aku memandang tiang-tiang masjid
Tak puas-puasnya aku menatap eternit yang eksotis
Tak puas-puasnya aku menatap jamaah yang bercumbu denganNYA… memohon padaNYA… bergairah berjumpa denganNYA…
Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberi kesempatan pada hamba ini untuk merasakan syahdunya berkencan denganMU… curhat denganMU, … memohon padaMU… di masjid NabiMU… Kabulkanlah do’a-do’aku… ya Robb !
Shalawat dan salam, semoga senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman… Amin ya Robbal alamin.
Pagi hari, subuh pertama di Madinah kembali kujumpai masjid Nabawi yang semakin cantik. Kini , di pelataran masjid sudah dinaungi payung-payung raksasa nan anggun, yang memberi keteduhan di siang hari. Pada sore dan malam hari, payung-payung cantik ini akan menutup, sehingga indahnya bulan dan bintang-bintang di langit, serta kelap kelip cemerlang lampu dari segala sudut masjid Nabawi dapat dinikmati para jamaah.
Sabda Rasulullah SAW, shalat yang dilakukan di masjid Nabawi lebih utama daripada melaksanakan seribu shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram.
Sejarah Berdirinya
Waktu Rasulullah SAW masuk Madinah, kaum Ansar mengelu-elukan beliau serta menawarkan rumah untuk beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan bijaksana : “Biarkanlah unta ini jalan, karena ia diperintah”. Setelah sampai di tanah milik kedua orang anak yatim bernama Sahal dan Suhail keduanya anak Amr bin Amarah di bawah asuhan Mu’adz bin Atrah, unta tersebut berhenti. Kemudian beliau dipersilahkan oleh Abu Ayub Al Ansari tinggal di rumahnya. Setelah beberapa bulan di rumah Abu Ayub Al Ansari, Nabi merencanakan
akan mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang sebagian milik As’ad bin Zurrah, sebagian milik kedua anak yatim (Sahal dan Suhail), dan sebagian lagi tanah kuburan musyrikin yang telah rusak.
Tanah kepunyaan kedua anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar yang dibayar oleh Abu Bakar R.A., sedang tanah kuburan milik As’ad bin Zurrah diserahkan sebagai wakaf.
Waktu membangun masjid, Nabi meletakkan batu pertama, selanjutnya kedua, ketiga, keempat dan kelima masing-masing oleh sahabat Abu Bakar, ‘Umar, Usman dan Ali. Kemudian dikerjakan dengan gotong royong sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah (setinggi kurang lebih 2 meter) tiang-tiangnya dari batang kurma, atap dari pelepah pohon kurma, halaman ditutup dengan batu-batu kecil, kiblatnya menghadap ke Baitulmaqdis, karena waktu itu perintah Allah untuk menghadap ka’bah belum turun.
Pintunya tiga buah, yaitu pintu kanan, pintu kiri dan pintu belakang. Panjang masjid 70 hasta, lebar 60 hasta ( 1 hasta = 46,2 cm). Dengan demikian masjid itu sederhana sekali tanpa hiasan, tanpa tikar dan untuk penerangan waktu malam hari digunakan pelepah kurma kering yang dibakar. Masjid tersebut dibuat tahun pertama Hijriyah. Di sisi masjid dibangun tempat kediaman Nabi dan keluarganya yang kemudian menjadi tempat pemakamannya.
Masjid Nabawi terus mengalami perluasan dan perbaikan secara bertahap sejak tahun ke 4 Hijriyah (setelah kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke arah Ka’bah, pintu belakang dijadikan mihrab). Perluasan dan perbaikan terus dilakukan hingga saat ini.
Makam Rasulullah SAW
Makam Nabi Muhammad SAW terletak di sudut timur masjid Nabawi dahulu dinamakan Maqshurah. Setelah masjid itu diperluas, makam itu termasuk di dalam bangunan masjid. Pada bangunan ini terdapat empat buah pintu :
a. Pintu sebelah kiblat dinamakan pintu At-taubah
b. Pintu sebelah timur dinamakan pintu Fatimah
c. Pintu sebelah utara dinamakan pintu Tahajjud
d. Pintu sebelah barat ke Raudah (sudah ditutup).
Dalam ruangan ini terdapat 3 buah makam, yaitu makam Rasulullah SAW, Abu Bakar As Siddiq dan Umar Ibnul Khatab.
Dilihat dari luar masjid, maka posisi Makam Rasulullah SAW dan kedua sahabat terletak di bawah kubah hijau.
Raudhah
Raudah adalah suatu tempat di dalam masjid Nabawi yang letaknya ditandai tiang-tiang putih, berada diantara rumah Nabi (sekarang makam Rasulullah) sampai mimbar. Luas Raudah dari arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan 15 m. Raudah adalah tempat yang makbul untuk berdoa.
Sabda Rasulullah SAW yang artinya : ” Diantara rumahku dengan mimbarku adalah sebuah raudhah (taman) diantara taman-taman surga”. (Diriwayatkan Anas bin Malik).
Dianjurkan untuk shalat sunat dan berdoa di tempat tersebut.
Untuk mencapai Raudhah, tidak mudah. Karena jumlah jamaah yang sangat banyak, sementara luas area Raudhah sangat secil jika dibandingkan dengan jumlah jamaah yang ingin mencapainya. Untuk jamaah wanita terdapat dua sesi waktu untuk bisa berdoa di Raudhah, yakni pagi jam 7 - 12 dan malam ba’da shalat Isya sampai jam 10 malam. Rombongan jamaahpun diatur secara bergiliran. Ada rombongan jamaah Arab, Turki, Indonesia, Malaysia dll. Terharu sekali rasanya ketika mencapai Raudhah dan bisa shalat sunah dua rokaat dilanjutkan dengan berdoa. Semoga do’a-do’a yang kupanjatkan ketika di Raudhah terkabul , ya Allah !
Tiang-tiang cantik
Di pelataran masjid Nabawi dipercantik dengan kehadiran tiang-tiang yang anggun.
Dari tiang-tiang ini, bila siang hari (panas) maka akan muncul payung-payung raksasa nan anggun yang akan memberi keteduhan area di bawahnya.
Bagian dalam
Pada bagian dalam masjid, kita akan dibuat takjub pada keelokan disain interiornya.
Shalat di masjid Nabawi memberi kesejukan dan kedamaian hati.
Tak puas-puasnya aku memohon…
Tak puas-puasnya aku memandang tiang-tiang masjid
Tak puas-puasnya aku menatap eternit yang eksotis
Tak puas-puasnya aku menatap jamaah yang bercumbu denganNYA… memohon padaNYA… bergairah berjumpa denganNYA…
Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberi kesempatan pada hamba ini untuk merasakan syahdunya berkencan denganMU… curhat denganMU, … memohon padaMU… di masjid NabiMU… Kabulkanlah do’a-do’aku… ya Robb !
Shalawat dan salam, semoga senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman… Amin ya Robbal alamin.
عَنْ
أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ،
وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ – أَوْ تَمْلآنِ – مَا بَيْنَ
السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ،
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو
فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا
[رواه مسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata
: Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bersuci adalah
bagian dari iman, Al Hamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanallah
dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, Sholat adalah
cahaya, shadaqah adalah bukti,
Al Quran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang
memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya, ada yang
membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang menghancurkan
dirinya.
(Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal shalih dan keta’atan dan berkurang dengan maksiat dan dosa.
2. Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.
3. Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan.
4.
Menjaga shalat akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi
seorang muslim terhadap manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan
perilakunya, kewara’annya dan ketakwaannya.
5.
Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera
melakukannya dimana hal tersebut merupakan pertanda benarnya keimanan.
6.
Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang
dialami seorang muslim karena perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
7.
Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan mentadabburi
(merenungkan) ma’nanya, menga-malkan kandungan-kandungannya karena hal
tersebut dapat memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.
8.
Seorang muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan
kepada Allah ta’ala serta tidak mengabaikannya karena kesibukan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar