Talang Ka’bah (Mizab)
Mirzab atau Mizab artinya talang atau pancuran air. Mizab Ka’bah terdapat di pertengahan dinding sebelah barat bagian atas Ka’bah yang mengarah ke Hijir Ismail. Orang menyebutnya juga dengan nama Mizab Rahmah, talang yang penuh rahmah, karena keberadaanya di tempat yang penuh rahmah. Talang air itu dibuat pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Mizab dibangun semata-mata agar air tidak menggenang di atas Ka’bah.
Pada tahun 959H Sultan Sulaiman I dari Kerajaan Usmani mengganti mizab itu dengan perak. Pada tahun 1021H Sultah Ahmad I mengganti lagi dengan perak yang dilukis dengan tinta biru berselang-seling emas. Pada tahun 1273H Sultan Abdul Majid mengirim saluran air yang terbuat seluruhnya dari emas. Mizab atau saluran air itulah yang ada sampai sekarang. Itu pula sebabnya sebagian orang sekarang menyebutnya dengan nama “Pancuran Emas’.
Kaki Ka’bah (Syazarwan)
Syazarwan adalah bangunan tembok kecil yang mengitari bagian dinding kaki Ka’bah. Ia termasuk bagian dari Ka’bah maka tidak sah thawaf seseorang jika meminjakkan kakinya ke atas Syazarwan sepanjang melakukan thawaf. Di atas Syazarwan terletak beberapa besi penyangkut yang digunakan untuk menyangkut tali tali kelambu / kiswah Ka’bah.
Berdoa di talang ka,bah adalah suatu yg di inginkan oleh semua orang,termasuk saya karna berdoa di bawah talang ka'bah termasuh mustajab, dan secara langsung kita juga berada dalam hijir ismail.
Dua kali saya bisa masuk ke hijir ismail dan melakukan sholat sunat dua rokaat dan berdoa di bawah talang ka'bah,seperti mimpi memang karna di hijir ismail saya merasa kecil sekali mengingat dosa dosa yg pernah saya alami tanpa kusadari air menetes basahi mukaku,sebisa dan sebanyak mungkin ku berdoa.....
"Ampunilah segala dosa dosaku Ya ALLAH.........."
Mirzab atau Mizab artinya talang atau pancuran air. Mizab Ka’bah terdapat di pertengahan dinding sebelah barat bagian atas Ka’bah yang mengarah ke Hijir Ismail. Orang menyebutnya juga dengan nama Mizab Rahmah, talang yang penuh rahmah, karena keberadaanya di tempat yang penuh rahmah. Talang air itu dibuat pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Mizab dibangun semata-mata agar air tidak menggenang di atas Ka’bah.
Pada tahun 959H Sultan Sulaiman I dari Kerajaan Usmani mengganti mizab itu dengan perak. Pada tahun 1021H Sultah Ahmad I mengganti lagi dengan perak yang dilukis dengan tinta biru berselang-seling emas. Pada tahun 1273H Sultan Abdul Majid mengirim saluran air yang terbuat seluruhnya dari emas. Mizab atau saluran air itulah yang ada sampai sekarang. Itu pula sebabnya sebagian orang sekarang menyebutnya dengan nama “Pancuran Emas’.
Kaki Ka’bah (Syazarwan)
Syazarwan adalah bangunan tembok kecil yang mengitari bagian dinding kaki Ka’bah. Ia termasuk bagian dari Ka’bah maka tidak sah thawaf seseorang jika meminjakkan kakinya ke atas Syazarwan sepanjang melakukan thawaf. Di atas Syazarwan terletak beberapa besi penyangkut yang digunakan untuk menyangkut tali tali kelambu / kiswah Ka’bah.
Berdoa di talang ka,bah adalah suatu yg di inginkan oleh semua orang,termasuk saya karna berdoa di bawah talang ka'bah termasuh mustajab, dan secara langsung kita juga berada dalam hijir ismail.
Dua kali saya bisa masuk ke hijir ismail dan melakukan sholat sunat dua rokaat dan berdoa di bawah talang ka'bah,seperti mimpi memang karna di hijir ismail saya merasa kecil sekali mengingat dosa dosa yg pernah saya alami tanpa kusadari air menetes basahi mukaku,sebisa dan sebanyak mungkin ku berdoa.....
"Ampunilah segala dosa dosaku Ya ALLAH.........."
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ
أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي
وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي
كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ .
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ
فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ
مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ
تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ
لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي
فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ
مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ
قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً .
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ
مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ
الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ
أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ
وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ
يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ .
[رواه مسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa
Dia berfirman: Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu)
diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai
hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah,
maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian
hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku
berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku
berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang
kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian
kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian
semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku
mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku
ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat
kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian
berikan kepada-Ku. Wahai hambaku seandainya sejak orang pertama di
antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin
semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya
hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku
seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir,
dari golongan manusia dan jin di antara kalian, semuanya seperti orang
yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu mengurangi
kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang
pertama di antara kalian sampai orang terakhir semuanya berdiri di
sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang
meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada
pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan
untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak
mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan
siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela
kecuali dirinya.
(Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1.
Menegakkan keadilan di antara manusia serta haramnya kezaliman di
antara mereka merupakan tujuan dari ajaran Islam yang paling penting.
2. Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan petunjuk dan memintanya kepada Allah ta’ala.
3.
Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam mendatangkan
kebaikan dan menolak keburukan terhadap dirinya baik dalam perkara dunia
maupun akhirat.
4. Pentingnya istighfar dari perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuninya.
5. Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan mereka dalam mendatangkan kecelakaan dan kemanfaatan.
6. Wajib bagi setiap mu’min untuk bersyukur kepada Allah ta’ala atas ni’mat-Nya dan taufiq-Nya.
7. Sesungguhnya Allah ta’ala menghitung semua perbuatan seorang hamba dan membalasnya.
8. Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi diri (muhasabah) serta penyesalan atas dosa-dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar