Entri Populer

Selasa, 20 Maret 2012

Ambisius

Ambisius. Ya, itu satu kata yang tersirat tak tersurat. Semua insan yang terlahir pasti bisa, harus, wajib, perlu, atau mungkin masih merasa ragu-ragu untuk mengundang ke dalam hatinya. Satu hal yang akan kita bahas disini adalah “Perlukah Seorang Manusia Mempunyai Ambisi”?. Lantas, apa yang menjadi perbedaan antara ambisi dan ambisius?. Dapatkah dikatakan dan adakah relevansinya sebagai suatu obsesi?. Adakah bahaya yang akan mengintai dalam diri manusia baik verbal maupun non-verbal? .Ambisi adalah dorongan untuk mencapai hasil yang diperlihatkan dan dihargai oleh orang lain. Menurut ilmu jiwa ”keberhasilan” dimaksudkan untuk mempertinggi rasa harga diri dan memperkuat kesadaran diri. Sedangkan ambisi yang berlebihan juga bisa kita lihat banyak terdapat dalam diri manusia. Deskripsinya menurut saya pribadi, sebelum sang ambisius itu punya ambisi, ia terdorong untuk mempunyai harapan dasar angan-angan atau imajinasi yang kuat dalam nuraninya sehingga timbul dorongan untuk berpikir bagaimana caranya untuk mencapai apa yang diinginkan dan dari situlah ter-obsesi dan terus berusaha dengan apa yang telah diungkapkan dalam jiwa astralnya.
Pada dasarnya memiliki sifat ambisi itu bagus selama masih bisa dikendalikan dengan baik, namun jika tidak akan menimbulkan sikap ambisius.
“Ambisius itu kata sifat dari ambisi. Yang namanya kata sifat ada positif dan negatifnya. Ambisi yang positif dimiliki oleh orang supaya bisa berprestasi dengan baik dan menghasilkan karya terbaik, sementara kalau yang negatif itu sebuah ambisi yang tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki, sehingga dia akan memaksakan segala cara.
Ambisius yang berlebihan akan membuat mereka memiliki minat dan keinginan yang menggebu-gebu terhadap suatu bidang. Dengan begitu mereka dapat menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya itu. Agar ambisi yang dimiliki tak berubah menjadi ambisius, maka setiap orang harus memiliki kerangka potensi dan ukuran-ukuran kemampuan yang jelas.
Tentu setiap orang harus memiliki kerangka program dan ukuran-ukuran yang mengacu pada kemajuannya, kalau berkompetisi berarti sudah tepat. Tapi agar tidak melebihi kompetensi maka harus terukur.
Motivasi untuk mencapai hasil bukanlah bawaan, tetapi dibentuk melalui pendidikan. Akan tetapi, masyarakat kita banyak yang masih beriorentasi dan terjebak bahwa kesuksesan itu hanya bisa tercapai apabila terdapat sebuah prestasi. Padahal, tanpa usaha pun itu tidak akan terjadi karena memang harus berimbang pada sisi penuh “potensi”. Banyak orang tidak menyadari bahwa ambisi yang berlebihan bisa merusak keberhasilan, tentu, ini tidak bisa sembarangan untuk diutarakan begitu saja, ini perlu untuk diuraikan lebih luas lagi. Ambisi yang berlebihan memberi efek buruk terhadap hasil yang dicapai apabila seseorang itu tidak bisa mengatur ambisiusnya dengan baik dan benar, tentu, otomatis hal ini mengundang beberapa faktor yang akan membahayakan dari segi kejiwaan lalu menghalalkan segala cara misalnya seperti menjatuhkan lawannya, bahkan apabila secara finansial atau kemampuan lainnya sudah tidak mampu, tapi tetap memaksakan kehendaknya. Tetapi jika orang yang ber-ambisi tersebut walaupun secara ekonomi tidak mendukung, tetapi tetap mau berusaha, lalu mengukur atas potensi atau kemampuan yang dimiliki, bisa mengendalikan emosional atas ambisi itu dengan baik, berada di jalur lurus tidak merusak moral merugikan bangsa dan agama, sejauh tidak menghalalkan segala cara, itu tidak menjadi masalah
Kembali kepada segmen pembahasan utama, ambisi yang terlalu kuat berakibat negatif, tidak hanya terhadap perkembangan kemampuan untuk berhasil, tetapi juga terhadap perkembangan sosial. Orang yang punya ambisi berlebihan mungkin cerderung ”egois” dalam mencapai sasarannya. Ditinjau dari kacamata, hal itu karena orang yang ambisius lebih memusatkan perhatian pada tujuannya sendiri tanpa memperhatikan orang lain, dan tidak terbuka pikirannya terhadap orang lain jika berbagai macam cara ditempuh untuk meraih kesuksesan dalam sudut pandang ambisiusme mereka seperti apa yang sudah dinyatakan oleh saya diatas.
Saya katakan ini perlu untuk setiap manusia memang harus memiliki ambisi untuk mengubah dirinya lebih baik dari kondisi yang saat ini tengah dijalaninya. Sikap ambisi menjadi suatu dorongan dalam diri yang memacu untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil yang baik dengan tujuan yang ingin ditempuh.
Menurut psikolog Tika Bisono, “Ambisi itu sesuatu yang baik, setiap orang harus memilikinya. Karena ambisi merupakan cita-cita atau apa yang ingin dituju atau roh seorang manusia untuk survive dalam hidupnya. Kalau orang tidak memiliki ambisi, berarti dia tidak mengisi kehidupannya”.
Kompetensi merupakan aspek-aspek pribadi dari seseorang untuk mencapai kinerja yang baik. Aspek-aspek ini termasuk sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi akan mengarahkan tingkah laku yang menghasilkan kinerja dari ambisi yang dapat dikendalikan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar