Entri Populer

Sabtu, 10 Maret 2012

Sungai KALI AJI

Sungai KALI AJI


Sunyi dan sepi terletak berada di kaki gunung Telomoyo tepatnya di desa ngleter Tlogorejo Grabag magelang sepasang suami istri dari keluarga yang tak mampu.Nachrowi beristrikan asyiah bin Imam muchtar,mereka hanyalah bekerja sebagai petani dan buruh,pernikahan mereka baru berusia 3 bulan.
Namun suasana saat itu memang rawan dengan adanya penjajahan yg masih sering terjadi keributan kecil.Walau indonesia sudah merdeka saat itu,tapi masi sering terjadi kerusuhan di mana mana,tak terkecuali di desa ngleter,sering terjadi pertempuran antara penduduk desa dengan pasukan jepang yang saat itu menguasai transisi,juga banyaknya penculikan dari pembrontakan PKI,para kyai dan orang terkemuka di culik.
Saat itu para penduduk desa ngleter bergotong royong membuat parit buat irigasi untuk pengairan sawah sawah mereka,bertepatan dengan pemberontak yang juga sedang membuat parit. Secara tak sengaja kedua parit ini bertemu sehingga terjadilah sabotase antar keduanya dan terjadi pertikaian antara penduduk pribumi dan penjajah,Mereka saling berebut tempat karena sama pentingnya,bagi penduduk jika tak di buat parit maka pengairan di sawah mereka tak ada air secara otomatis tanaman padi tak bisa tumbuh bagus,sedangkan dari penjajah merasa sebagai pertahanan jika ada serangan mendadak dari penduduk.
Puncaknya para penjajah saat itu geram dan marah pada warga desa ngleter,sehingga mengeluarkan sebuah Ultimatum yang isinya membuat takut seluruh penduduk desa.Isi ulitimatum yaitu:
“Warga tidak boleh meneruskan pembuatan parit dan harus ada perwakilan warga yang datang untuk mendatangi perjanjian ini,jika tak ada yang tanda tangan maka seluruh rumah yang ada di desa ngleter akan di bakar”
Itulah isi ultimatum itu yang membuat warga takut dan resah mereka tak berani keluar juga melawan di samping persenjataan yang kalah canggih saat itu juga kalah banyak, ada beberapa kompi yang sudah mengepung seluruh wilayah desa.Beberapa kali tembakan peringatan di lakukan.Selang tak begitu lama keluarlah 3 orang mewakili dari warga, Tiga orang tersebut diantaranya Nachrowi yang baru menikah 4 bulan. Ketiganya termasuk pentolan di desa ngleter mereka sedikit mempunyai ilmu kanuragan juga kesaktian.
Ketika sampai di depan para penjajah ketiga orang ini langsung di kepung juga di todong senjata ketiga orang tersebut menjadi bulan bulanan para penjajah satu pertanyaan pukulan pun datang.sodokan senjata pukulan tangan hingga tendangan kaki mengenai tubuh mereka,tapi tiada satupun pertanyaan mereka jawab apalagi tanda tangan.
Anehnya dari beberapa pukulan yang bersarang di tubuh mereka tak sedikitpun mereka terluka,  Semakin marahlah para penjajah itu ketika melihat ketiga orang tersebut tak merasakan siksaan yg sudah sekian lama berlangsung,sehingga salah satu dari mereka berkata:
“Orang orang ini pastinya mempunyai kesaktian karna sudah di pukul meraka tak mempan selagi   kesaktiannya masi ada maka kita sia sia memukul mereka”
“Terus gimana caranya” kata penjajah yang lain.
“Kita harus paksa mereka tuk membuang kesaktian itu kalau tidak mau maka bumi hanguskan saja desa ini” kata penjajah.
Maka ketua penjajah itu pun menyuruh ke tiga oran tersebut tuk membuang/menghilangkan kesaktiannya, jika tidak maka seluruh desa akan di bakar.
Di sela sela pagar rumah seluruh warga menginntai dan mendengarkan apa yang di lakukan penjajah itu.  Sambil jantung mereka berdetak keras ada juga ada yg iba sehingga menangis tak tega melihat penyiksaan yang berlangsung.
Setelah sekian lama akhirnya ketiga orang itu pun membuang kesaktian mereka ke sungai dekat desa ngleter sehingga sampai saat ini sungai ini di namai KALI AJI, dalam bahasa jawa KALI berarti sungai sedangkan AJI di artikan aji aji/kesaktian, jadi kali aji adalah sungai yang ada aji ajinya/kesaktiannya.
Begitu selesai membuang kesaktiannya maka penjajah pun langsung memukul mereka
PLAAAK…salah satu penjajah memukul memakai senjata laras panjang ke salah satu wajah ketiga orang tersebut,mengalirlah darah segar dari mulut orang itu,penjajah pun tertawa puas.Melihat salah satu diantara mereka mengeluarkan darah maka mereka pun beramai ramai memberikan pukulan tendangan kepada ketiga orang tersebut.tak ayal lagi mereka bertiga pun bermandikan darah.
Setelah puas mereka menyiksa ke tiga orang, terakhir ketua penjajah itupun mengambil senapan dan menembak mereka pada bagian mulut sehingga mati.Puas dengan perilaku biadab tadi penjajahpun meninggalkan jasad mereka begitu saja.
Begitulah kekejaman koloni saat itu kadang kita yang sudah merdeka sering tak memikirkan perjuangan dan pengoranan para pendahulu kita.Dan tak bisa mengambil iktibar dari para pejuang,kita hanya sering memikirkan ego masing masing seolah kita berada dalam hutan rimba,siapa yang lebih berkuasa dia yang menang dan siapa yang mempunyai uang yang banyak maka dia seolah menguasai segalanya.
Hidup kita bukan di hutan rimba kita berada dalam masyarakat yang senantiasa saling membutuhkan antara satu dgn lainnya. Dan lebih di ingat lagi suatu saat kita akan meninggalkan dunia ini tuk selama lamanya.
 pinang mudah gampang di belah
anak burung mati di ranggah
dari mudah sampai ke tuah
ajarin baik jangan di ubah

bunga binasa di atas kubur
puncuk sari pandan jawa
apa guna sifat takabur
rusak hati rusak jiwa
asam kadis asam gelugur
ketiga asam siriang riang
menangis mayat di dalam kubur
teringat tidak pernah sembayang
anak ayam jumlahnya sepuluh
mati satu tinggal sembilan
bangun pagi sembayang subuh
minta ampun kepada tuhan

Bersambung ke========= Pahlawan tanpa Nama ==============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar