Entri Populer

Senin, 12 Maret 2012

Pahlawan Tanpa Nama

Perih

Setelah penjajah meninggalkan mereka maka keluarlah seluruh warga melihat ketiga jasad yang telah terbujur kaku dan bersimbah darah, isak tangis terdengar menyayat hati seluruh warga di rundung duka atas meninggalnya pahlawan tanpa nama ini, belum lagi anak istri saudara mereka yang di tinggalkan.
Kabut hitam menyelimuti desa ngleter tak terkecuali asyiah istri Nachrowi yang baru hamil 4 bulan hanya air mata pengganti kesedihan, Seolah tiada percaya jika suami yang baru saja menikah 4 bulan yang lalu sudah pergi selama lamanya. Beban sekarang semakin bertambah di dalam rahimnya sudah ada janin bayi yang menjadi tanggung jawabnya,inilah titipan ILLAHI yang harus di jaga hingga akhir hayatnya. Oleh karna itu asyiah tetap tabah dan tak berlarut larut dalam kesedihan yg berkepanjangan. Harus kuat dan menerima kenyataan yang ada.
Hari berganti bulan tanpa sadar usia kandungan sudah menginjak 7 bulan,cobaanpun datang melihat asyiah janda dan dia hanyalah menantu di keluarga Nachrowi, dari keluarga nachrowi pun berencana tuk menyingkirkan asyiah dari desa ngleter tuk kembali ke rumah orang tua asyiah di desa citrosono,beberapa upaya tuk menyingkirkan asyiah baik secara halus maupun keras. Salah satunya seluruh perabotan rumah peninggalan almarhum Nachrowipun di ambil,termasuk kursi ,meja sampai ke kitab2 kuning juga di ambil oleh saudara saudaranya Nachrowi.
Namun Asyiah tetap tak bergeming ataupun takut dengan segala ancaman, Dia tetap mempertahankan jabang bayi yang suatu saat lahir dan yang akan mewarisi semua itu.
Tibalah waktu yang dinanti datang, Kira kira taun 1950 Lahirlah sang jabang bayi yang mungil nan lucu.  Bayi laki laki yang sudah tak berayah/yatim ini di beri nama ASJHARI. Anak yatim di didik oleh ibu asyiah dengan kasih saying agar suatu saat menjadi anak yang sholeh berguna bagi nusa dan bangsa juga agama.
Ketika usia Asjhari sudah menginjak anak anak ibu asyiah punya inisiatif tuk menikah kembali karna di samping masih muda Asjhari kecil juga membutuhkan kasih sayang seorang ayah.
Pucuk di cinta ulampun tiba karna tiba tiba ada seorang pemuda melamar ibu asyiah,pemuda itu bernama MUH TOHA dari desa wiyono grabag, Pernikahanpun di laksanakan secara sederhana mengingat Ibu asyiah hanyalah seorang janda beranak satu.Setelah pernikahan di laksanakan Toha pun tinggal di desa ngleter.Maka asjhari kini memiliki ayah tiri,sebagai anak tiri memang perlakuan agak berbeda dengan anak kandung apalagi setelah genap satu tahun lahirlah anak dari hasil pernikahan Toha dgn asyiah ISTITOQIYAH itulah nama anak perempuan yg baru lahir taun 1959 itu.Dari sinilah kasih sayang orang tua asjhari mulai berkurang mereka lebih memperhatikan IS dari pada asjhari.karna posisi dia berada di pondok dia pun tak pengaruh dengan kelahiran itu dia terus menuntut ilmu demi meraih apa yang ia cita citakan.

Ku Coba Bertahan di pijakan yang telah rapuh ini
Dengan segala pedih yang tersimpan di hati
Mencari sebuah pengakuan
Yang tak kunjung aku dapatkan…

Dalam hati selalu bertanya…
Adakah artinya aku bartahan di sini
SEmentara Kaki dan hati sudah tak mampu lagi
Menopang perih yang semakin menjadi

Jika ada pilihan untukku….
Ingin aku lari dan menjauh…
Menjauhi semua orang yang Cuma cari pengakuan….
Menjauhi semua beban yang selama ini tersimpan.

Ya Allah….
Jika memang aku harus bertahan….
Berikan aku sedikit kekuatan
Agar kaki dan hati yang lelah ini
Mampu untuk menopang diri…dan mampu bertahan di sini….

Tiada waktu lama Ibu asyiah pun hamil untuk ke 3 kalinya dari bp Toha maka setelah 9 bulan lahirlah bayi perempuan lagi dengan nama NURKHAYATI
Inilah semua anak anak ibu asyiah dari Asjhari pertama ke dua Isti tokhiyah dan ke tiga atau bungsu yaitu nurkhayati.
Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar