Sementara itu dikota mekah Seperti biasa Shayba atau abdul
mutholib tidur diHijr dan dia bermimpi lebih dahsyat lagi dari mimpi
pertamanya yang menemukan sumur zam-zam, didalam mimpinya dia melihat
jelas rombongan pasukan dengan jumlah sangat besar dengan diiringi
pasukan bergajah perang. Disitu dia melihat Raja Yaman dengan baju
perang emasnya sedang memimpi pasukan itu. Diatas perbukitan
Shayba memandang kerumah suci itu dan melihat sosok putranya yang sudah
meninggal beberapa bulan, dia adalah Abdullah. Dalam mimpinya pula
Abdullah mendekat dan memeluk erat Shayba sambil berkata :” Jika ayah
melawannya, dia akan menghancurkan seluruh kota. Ayah akan mati dan
istriku Aminah tidak akan memiliki pelindung dan ayah tidak akan melihat
putraku yang masih dalam kandungan.”
Jika ayah melawan mereka demi membela rumah suci kita, maka ayah akan
mati dan rumah suci itu akan rata dengan tanah. Putraku tak akan punya
rumah dan suku lagi.”
Shayba berkata :” Siapa yang akan membela rumah suci nak,kalau buka kita,,?”
Abdulah berkata:” Rumah Suci itu bukan milik Ayah, itu buka urusan
ayah,jika ayah bertempur untuk mempertahankanya. Ayah sama saja membelah
Ibnu Kinana, jangan menumpahkan sedikitpun demi dia atau ayah akan
dikutuk sebagai mana ibnu kinana dikutuk.”
Shayba dikagetkan oleh penjaga kota yang membangunkanya. Penjaga itu
berkata :” Ada cahaya-cahaya digurun pasir yang lagi mendekat kemari
mereka dalam jumlah sangat banyak,mungkin dua hari mereka baru sampai
kesini dan kabarnya mereka ingin menghancurkan rumah suci kita..”
Tak mau nenunggu lama Shayba pun mengumpulkan semua kepala suku yang
ada dimekah untuk mendiskusikan masalah besar ini. Dari pertemuan
mendadak itu ada yang mendukung Ibnu Kinana dan mereka beralasan bahwa
mereka harus bertahan dan melawan bila pasukan mereka tiba.
Shayba tak begitu saja mengamini kepala suku yang membela Ibnu Kinana
tapi dia teringat akan mimpinya dan menyampaikan kepada semua kepala
suku yang ada :” Kita bukan tandingan mereka, jika kita keluar dan
menghadapi mereka dalam perang pasukan mereka akan menghancurkan kita
dan jalanya menuju rumah suci kita akan terbuka sementara istri dan
anak-anak kita tak memiliki pelindung lagi. Pemimpin mereka berhak marah
kita, Ibnu Kinana mengotori gereja mereka dan kita malah melindungi
dia, yang harus kita lakukan adalah menyerahkan dia”.
Keputusan Shayba tentu saja ada yang menolak keras mereka beralasan
Ibnu Kinana masih anggota komunitas suku dimekah, walau pun dia bersalah
tapi harus dibela.
Shayba pun berkata
:” Ibnu Kinana adalah seorang penjahat dan buronan dinegri mereka.
Dengan melindunginya dan bertarung demi dia sama saja kita menjadi antek
anteknya.”
Kepala suku yang lain
berkata :” Kita harus tetap mempertahankan rumah suci itu karena kita
adalah penjaga rumah suci itu, jika bukan kita lalu siapa lagi?”
Shayba berkata :” Biarkanlah pemilik rumah suci itu yang membelanya.
Rumah suci itu bukan milik kita jadi jika rumah suci itu milik kita,
pastinya tidak akan digunakan sebagai tempat ziarah, pembelaan kita
terhadapnya tiada berguna. Kita tetap harus evakuasi penduduk kota dan
menyuruh mereka naik keatas bukit aku yakin abraha tak akan mengejar
kita“
Beberapa kepala suku masih ada
yang tidak suka keputusan itu dan berkata :”ini tidak jantan, tak ada
yang perlu ditakuti dari pasukan mereka. Jika kita mempertahankan rumah
suci, tuhan-tuhan sendi akan berdiri disamping kita dan akan melindungi
kita dari marabahaya.
Shayba berkata :”
Berperang atas nama Rumah suci itu tapi berharap rumah suci itu membela
kita dan membiarkan kita menang adalah tindakan bodoh. Biarlah aku yang
akan menawarkan diri untuk menyerahkan Ibnu Kinana asalkan pasukan
mereka mau untuk pulang dan meninggalkan rumah suci kita dalam keadaan
utuh.”
Salah seorang kepala suku berkata :” Maukah dia menerima tawarmu itu?”
Shayba berkata :” Jika tujuanya adalah rumah suci itu dan kehancuran
rumah suci itu adalah hadiah kemenanganya, dia pasti menolak. Jika dia
menolak maka aku sudah berbuat benar terhadapnya dan kejahatan Ibnu
Kinana tidak akan menjadi tanggung jawab kita.”
Akhirnya keputusan itupun diterima semua kepala suku. Menjelang fajar
shayba menyuruh putranya Harist untuk mengambil 200 ekor unta dan
membawa kearah pasukan Abrahah. Shayba berpesan kepada putranya jika
mereka menyita unta-unta tersebut maka dia harus berkata unta tersebut
adalah milik ayahnya dan ayahnya akan mengambil unta-unta tersebut.
Harist pun mengikuti anjuran ayahnya itu dan berjalan kearah rombongan
tentara Abrahah dipinggiran kota mekah. Sampailah Harist didekat para
tentara dan para tentarapun berkata :” Kembalilah kemekah dan katakan
kepada orang-orangmu untuk menyerahkan rumah suci itu.”Tapi sebelum kau
pergi tinggalkan unta-unta itu disini, biarlah kami yang akan mengurus
mereka.”
Harist berkata :” Unta-unta
ini bukan milik kalian, unta-unta itu adalah milik ayahku Abdul
Muthalib. Dia adalah pemimpin Quraisy, suku terbesar dikota mekah.”
Tentara-tentara itu tertawa dan berkata :” Kami akan tetap menahan unta-unta itu, sekarang pergilah.”!
Akhirnya Harits pulang dan menyampaikan semua ke ayahnya abdul
muthalib. Sementara Raja Abraha menanyai tentara yang sedang membawa
unta kekandang : “Milik siapakah unta-unta sebanyak itu?”
Para tentara menjawab :” Unta-unta ini milik seorang pemimpin dikota
mekah namanya abdul muthalib. Katanya dia yang akan mengambil unta- unta
itu sendiri.”
Abrahah merasa gembira
dengan berita itu walau sebenarnya dia tau itu hanya taktik pemimpin
kota mekah untuk mencari informasi dari pasukanya. Dan dia berkata :”
jika pemimpin suku Qurasy itu datang maka suruhlah dia tuk masuk
ketendaku.”
Selang beberapa waktu
Shayba atau abdul muthalib datang keperkemahan para tentara Raja Abrahah
seorang diri dengan mengendarai kuda. Sampai disitu dia berkata :” Aku
Abdul Muthalib, kalian telah mencuri barang miliku.”
Namun para tentara segera mengamankan Abdul muthalib atau shayba dan
melucuti semua senjatanya dan membawa dia ketenda raja Abrahah. Disitu
Shayba dipertemukan dengan Raja Abrahah tapi disitu pula dia melihat
seseorang berpakaian tentara yang sedang terikat didekat Raja Abraha,
dialah Siraaj penasehat raja Abraha.
Shayba berkata :” Aku Abdul Muthalib, aku pemimpin suku Quraisy sekaligus penjaga Rumah Suci yang akan kau hancurkan.”
Abrahah berkata : Aku tau siapa kau tapi aku tak tau maksud dari kedatanganmu kemari”.
Shayba :”tentara-tentaramu telah menyita unta-untaku, maukah kau mengembalikan mereka padaku.”
Abrahah :’’ Pasukanku siap untuk menyerang dan menghacurkan rumah
sucimu, aku datang untuk membinasakan agamamu dan agama nenek moyangmu,
tapi yang kau risaukan malah unta-untamu.”?
Shayba :” unta-unta itu miliku, sedangkan Rumah suci itu milik yang
lain yang akan menyuruhmu untuk bertanggung jawab jika kau
menghancurkanya.”
Abrahah :” aku akan
menggalkan kotamu dengan keadaan selamat dan damai. Aku datang hanya
untuk rumah suci itu yang kau anggap Ka’bah itu. Perintahkan rakyatmu
untuk tidak menghalangi jalanku, mala kau dan rakyatmu tidak akan kami
apa-apakan.”
Shayba :’’ Rumah suci itu bukan milik kami. Tapi ia milik yang lain dan kau tidak akan diperbolehkan menghancurkannya.”
Abraha tertawa sambil berkata :” Aku tau sedikit soal rumah sucimu.
Rumah sucimu itu tak beratap, panas dan berdebu, serta dipenuhi
berhala-berhala cabul yang lebih pantasnya dibakar saja, katakana milik
siapa rumah suci itu biar dia sendiri yang akan mencegah jalan kami.?”
Shayba berkata :” Rumah Suci itu milik Tuhan, juga pemilik Gerejamu itu.”
Abraha berkata :” Aku tak menyangka bahwa Tuhan akan membangun
rumahnya digurun pasir tandus dan memenuhinya dengan berhala-berhala
yang dipertuhankan selain diri-Nya.”
Shayba berkata :” rumah Suci itu dibawah perlindungan-Nya dan Dia tidak
meremehkan gurun pasir lagi pula sekalipun gurun pasir ini adalah kebun
berisi buah buahan yang berlimpah ruah, semua akan datang demi rumah
suci itu,”
Abraha berkata :” Katerdal
atau gereja besar umat kristiani itu suci dan dibawah perlindungan
Tuhan, tapi tidak demikian dengan rumah suci berdebu yang kau kotori
dengan berhala-berhala.”
Shayba berkata
:” Kecantikan lahiriah adalah kutukan sekaligus berkah.ketika
tentara-tentara dari barat datang kekonstantinopel, apakah kau piker
keelokan kota itu akan mencegah mereka dari perampasan dan pembakaran?”
tidakan,,keindahannya hanya mengelora nafsu mereka terhadap kekayaan
dan kehancuran, Ibnu Kinana melihat katerdalmu indah tapi keindahanya
tidak menjaga dia dari tidakan perusakan yang dia lakukan.”begini
saja,,”kami akn menyerahkan Ibnu kinana dank au bias pulang dengan
damai, bawa dia pulang dan hukumlah dia menurut undang- undangmu. Dia
telah berbuat jahat maka kami rela menyerahkanya.”
Abraha marah dan berkata :” Dia mengotori gerejaku!” Dia juga berbuat
demikian dalam penyembahan terhadap berhala-berhala aneh dirumah sucimu.
Haruskah aku menghukum dia tapi membiarkan yang lainya terus menerus
mempercayai adanya tuhan-tuhan selain Tuhan?” tidak, aku akan tetap
menghacurkan rumah suci itu, jadi buat apa membelanya,?” jadi biarkan
kami menghacurkan rumah suci itu niscaya setelah kami selesai
rumah-rumah kalian akan tetap utuh, sumur-sumr kalian tak ternoda,
rakyatmu tak diganggu, hanya rumah sucimu itu yang sangat aku benci jadi
aku akan meruntuhkan sampai kepondasi-pondasinya.”
Shayba berkata : “Dengarlah,, apakah Ibnu Kinana merusak dan
menghancurkan katerdalmu hingga tak berbekas?” Ku dengar kau diberkahi
oleh Tuhan mu dan memberimu segala kebaikan sehingga kau sukses dan
sekarang kau meletakan singgah sana-Nya diatas singgahsanamu? Untuk
siapa kau membangun gereja yang dirusak oleh Ibnu Kinana?”
Abraha berkata : “ Aku tidak menyangkal bahwa Ibnu Kinana telah
melukaiku ketika dia mengotori gerejaku, tapi pikirkanlah jasa yang
dapat kusumbangkan dengan menghancurkan rumah suci itu. Setelah itu
bangunlah rumah suci baru untuk Tuhanmu dan kau berhasil sebagai mana
aku berhasil.aku memberimu kesempatan untuk menyembah Tuhan dengan cara
yang layak. Tidakah kau sadari itu?”
Shayba :” Izinkan aku mengatakan satu kebenaran lagi, Kau angkuh dan
arogan. Jumlah kami sedikit, sementara kalian sangat banyak dan kami
harus menerima perintah darimu. Apakah ini yang kau bawa bersama dengan
perusakan rumah suci Tuhan?” Kau tidak akan berhasil.”
Abraha :” Aku sudah melukai perasaanmu, maafkan aku karena telah
menghina martabatmu, meskipun kau membayangkan martabatkulah yang telah
kau hina.”
Shayba : Kalau begitu kita
berdualah yang angkuh.”tapi ingatlah jangan mengambil jalan menuju
kemekah ini, ini jalanmu,. Rumah suci Tuhan ada dimekkah dan ini adalah
Rumah-Nya. Sekalipun dikotori oleh penyembah berhala seperti kami rumah
ini tetap milik-Nya dan Dia akan membelanya atas keangkuhanmu.
Kebodohan para penyembah berhala seperti kami lebih baik dari pada
keangkuhan dan fanatismemu itu.”
Shayba pun berdiri untuk pergi meninggalkan tenda Raja Abrahah tapi
abrah menahn sejenak sambil berkata :” Besok, kau dan aku akan bertemu
lagi dalam peperangan. Meskipun kau memilih untuk melawan, aku tidak
akan menganggapmu sebagai musuhku.”
Shayba berkata :” Kau tidak akan berjumpa denganku dalam peperangan
besok. Rakyatku telah memilih untuk tidak mempertahankan rumah suci
itu, karena Tuhan memiliki cukup kekuatan untuk membela sendiri. Jika
kau yang benar, maka perusakan rumah suci itu tak berarti apa-apa, tapi
jika aku benar maka Dia yang akan menghentikanmu.”
Abrahah berkata :” Kalau begitu pertemuan ini tak ada gunanya, jadi sebenarnya kau datang untuk apa kemari.”
Shayba berkata :”Sudah aku bilang dari awal aku datang untuk mengambil unta-untaku yang telah diambil oleh para tentaramu.”
Abrahah tersenyum mendengarnya. Kemudian menyuruh pengawal untuk
mengambil unta-unta itu dan berkata kepada pengawalnya :” biarlah dia
pergi dengan tenang. Dan kembalikan semua unta yang ada jangan ada yang
kurang.”
Keesokan harinya semua
penduduk kota mekah menyingkir keperbukitan disekitar kota mekah seperti
yang diperintah Shayba. Dan Rombongan tentara bergajah milik abraha
telah mendekati rumah suci itu sedang dari perbukitan penduduk kota
mekah melihat semua kearah tentara bergajah Raja Abraha yang akan
menghancurkan rumah suci itu.
Tapi
belum sempat dekat dari Rumah suci itu semua gajah-gajah berhenti dan
tak mau melangkah mendekat kerumah suci itu. Semua tentara dikerahkan
untuk membujuk agar gajah-gajah itu mau mendekat kerumah suci itu dengan
cara mencambuk, namu gajah-gajah itu tak berkutik dari tempatnya dan
tidak mau berjalan walau mereka luka karena cambukan oleh tentara
abrahah. Dan dari sekian gajah yang ada, terlihat gajah yang paling tua
dan seperti pemimpin para gajah-gajah itu bertengger seperti sedang
sujud . para penduduk kota mekah yang melihat diatas perbukitanpun
bersorak gembira melihat kejadian itu.
Sementara itu Siraaj yang didekat raja abraha berkata dengan tangan
terikat :” ingatlah kisah keledai Bal’am, gajah-gajah itu bukan binatang
bodoh. Mereka mungkin sedang mengabdi kepadamu saat ini walau tampak
mereka sekarang menolak melayanimu dan mengabaikan perintahmu tapi
sebenarnya pelayanan mereka sekarang melebihi pelayanan terhadap
siapapun termasuk terhadapmu. Utuslah aku untuk menemui shayba dan
biarlah aku yang membawa Ibnu kinana untuk kau adili sesukamu tapi
tinggalkanlah rumah suci mereka itu.”
Abraha sontak saja marah dengan perkataan temanya itu :” Aku sudah
dengar ini dari mulut shayba sendiri. Kau ini mengabdi kepadaku atau
shayba?’ mungkin kau akan pergi kebukit bersamanya dan tinggal disana
untuk lari dariku.”
Abraha memerintahkan pengawal dan berkata :” lepaskan tali ikatanya, biarkan dia menemui majikan barunya itu,”
Kemudian salah satu tentara mendekat untuk melepas ikatan siraaj tapi
siraj menolak dan berkata :” aku tidak akan meninggalkanmu atau membelot
dari pengabdian kepadamu, aku tetap pelayanmu.meskipun aku tak bias
menyelamatkanmu dari kekuatan yang akan kau hadapi ini.”
Abraha tak memperdulikan perkataan siraaj lagi dan memerintahkan semua
bala tentaranya agar melangkah tanpa gajah untuk menghancurkan rumah
suci itu. Namu ketika semua tentara sudak dekat dengan rumah suci itu
tiba tiba angun berhebus kencang dengan diiringi suhu cuaca yang sangat
panas disekita Rumah suci, para prajuritpun mulai ragu dengan keadaan
dan mencoba berjalan secara perlahan dengan menutup muka mereka agar
mata tak terkena debu pasir yang berterbangan.
Semua tentara abraha terjebak dalam badai pasir yang sangat dahsyat
disekitar rumah suci itu. Dari badai itu terbentuklah awan yang sangat
hitam berbentuk sayap- sayap dan cakar-cakar burung diangkasa tiba-tiba
datanglah hujan batu yang tidak tau dari mana batu itu berasal, semua
tentara belumuran darah tapi karena suhu dan pasir yang panas
mengakibatkan darah mereka cepat kering tak bersisa sama sekali dan
tulang-tulang hacur bagai debu yang bercampur badai pasir yang dhasyat.
Semua prajurit berteriak kesakitan dalam badai itu tapi tak lama jasad
merekapun tak berbekas. Semua tentara panic dan menjadi gila yang
mereka berlarian tak tentu arah tapi tak ada sisa dari mereka yang
selamat.
Sementara diatas bukit para
penduduk mekah bersorak gembira yang mereka kira bahwa berhala-berhala
mereka telah menyelamatkan mereka. Sementara Abdul muthalib atau
shayba berkata kepada putranya harist :” Kekuatan apa ini?” kekuatan
ini tidak melayani kita maumpun bertindak atas permintaan kita atau
atas nama kita. Kekutan ini milik yuang lain. Bahkan kekuatan ini tak
melukai kita semua yang ada disini.”
Dalam sekejap tentara Raja Abrah tak bersisa, abrahapun berteriak :”
Mereka adalah roh jahat dari rumah itu, keimana ini akan mengalahkan
mereka.”
Abrahapun berlari memasuki
daerah rumah suci itu sambil mengunuskan pedangnya melawan pasukan goib
yang tak terlihat itu, namu serangan pedangnya sia sia belaka tapi dari
atas di tertimpa batu yang cukup besar yang mengakibatkan dia terluka
parah, siraaj pun tak tinggal diam dia mencoba menolong raja juga
sahabatnya itu dan menyeret keluar dari tempat itu.
Sebelum senja hari tiba badai batu dan pasir berangsur reda, shayba dan
semua penduduk kota mekah turun untuk melihat bekas atau menolong
tentara yang mungkin masih hidup. Alangkah terkejutnya penduduk kota
mekah karena mereka tak melihat bekas atau bercak darah sedikitpun dari
pasukan Abrahah, semua tampak wajar seperti tak ada peperangan apapun
disitu kucuali batu-batu dan dan senjata dari para prajurit Raja
Abraha.
Dari sekian yang ada shayba dan
harist putranya hanya menemukan seekor gajah saja yang masih hidup.
Gajah itu mengluarkan air mata seperti meratapi apa yang telah terjadi
sambil posisi seperti sujud.
Shayba
pun mendekati gajah itu dan mengelus- elus gajah tersebut sambil
berkata :” apa yang hendak kau katakan padaku, Ahmad, jika kau bias
bicara? Peringatan apa yang kau berikan?” tapi gajah itu Cuma bisa diam
dan pergi meninggalkan tempat itu.
Shayba menyuruh putranya untuk menjenguk aminnah yang sedang hamil
dirumah, dan sesampainya dirumah Harsit menceritakan semua kejadian
yang dialami tentara raja abrahah. Bahwa yang tersisa hanya ekor gajah
saja yang seperti meratapi kejadian itu.
Shyabapun pulang untuk menjenguk keadaan aminah jada putranya. Ternyata
sesampainya dirumah aminah baru saja melahirkan putra Abdulah yang
telah meninggal sebulan lebih. Aminah berkata : Putra Abdullah baru
saja lahir ini’’.
Shyaba berkata: kau namai dia siapa,,?”
Aminnah berkata : “aku memberinya nama sesuai dengan nama gajah yang
tidak mau menodai rumah suci itu tapi dia berlutut memberi hormatnya,
namanya adalah Muhammad.”
Wallahu’allam..”
inssaAllah masih ada lanjutan,,”
Entri Populer
-
Data bis, Nama perusahaan bis, Trayek / jurusan, Tarif , Jam berangkat, terminal bis di Indonesia March 18, 2012 BIS AIRPORT JAKARTA No. T...
-
Munculnya Ya’juj dan Majuj tanda dekatnya kiamat Dari Zaenab binti jahsi bahwa Rasululloh datang kepadanya dalam keadaan kaget dan ...
-
Kisah Layla & Majnun. Kisah Qais yang menjadi gila (majnun) karena kerinduannya pada Layla Alkisah, seorang kepala suku Bani U...
-
Data bis, Nama perusahaan bis, Trayek / jurusan, Tarif , Jam berangkat, terminal bis di Indonesia March 18, 2012 BIS AIRPORT JAKARTA No. T...
-
Recite! In the name of your Lord! [Qur'ân, Sûra 96:1] Islâm , , is the religion founded by the Prophet Muh.ammad. The word is som...
-
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo didirikan pada tangg...
-
Labbaik... Allahumma labbaik... Innalhamda wa ni’mata Laka walmulk. Laa syarika Laka. UNDANGAN acara resmi biasanya mencantumkan jen...
-
Khulafa'ur Rasyidin di Madinah Abu Bakar (632 - 634) Umar bin Khattab (634 - 644) Utsman bin Affan (644 - 656) Ali bin Abi Tali...
-
Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo didirikan pada tanggal 15 September 1944 oleh KH. Chudlori yaitu seorang ulama y...
-
Pekuburan Ma’la, Pekuburan yang lokasinya termasuk kampung Al hujun, kurang lebih 500 M sebelah utara Masjidil Haram, dulu jamaah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar