Entri Populer

Senin, 13 Februari 2012

jual CINTA

Tok tok tok! Suara ketukan di pintu
“Siapa?”
“Saya.”
“Ada keperluan apa?” tapi tak jua kubukakan pintu
“Mau menawarkan cinta, Bu.”
“Nggak usah, saya nggak punya uang.”
”Tapi ini cinta hangat berlapis cokelat.”
“Saya pernah punya yang lebih hebat, cinta kuat meski celurit membabat.”
“Ada juga cinta sejati yang abadi.”
”Ah, kelamaan. Besok pun saya mati.”
“Kalau cinta seputih susu, mau?”
“Dulu saya pernah punya yang seperti itu. Jadi bladus karena keseringan digosok batu.”
“Cinta suci sehidup semati, Ibu pernah coba?”
“Apa pula itu? Yang satu mati lalu yang lain kawin lagi? Hahaha….”
“Kalau cinta tanpa air mata Ibu pasti belum punya.”
”Mbak punya garansinya nggak? Kalu ternyata cinta itu bocor, terus saya mengadu pada siapa?”
“Mmmhhh… cinta yang penuh pengorbanan? Ini produk kami yang paling baru, lho.”
“Yang seperti itu pasti mahal harganya dan tak tahan lama. Tak mau, ah.”
“Bagaimana dengan cinta buta? Yang ini paling banyak dicari.”
“Aduh, tanpa cinta buta pun mata saya sudah rabun sebelah, Mbak.”
“Yang ini deh kalau gitu; cinta berwarna merah muda, dibungkus dalam kemasan yang menarik.”
“Mbak… umur saya sudah 26 tahun. Nggak penting punya cinta yang berwarna, dikemas secantik apapun itu.”
“Cinta yang penuh asa dengan aroma pandan?”
“Nggak, nggak. Pernah saya coba dulu. Aroma pandannya saja yang tersisa. Harapannya entah tercecer di mana.”
“Lalu Ibu mau cinta yang seperti apa? Biar kami buatkan.”
”Cinta yang… ah, seperti yang dulu saya temukan di pantai. Yang tanpa nama, tanpa kotak, tanpa aroma, tanpa warna, tanpa kemasan, dan tidak buta. Hanya rasa.”
”Rasa? Apakah Ibu bisa jelaskan seperti apa rasanya?”
“Entahlah, saya sudah lupa….”






How lonely I was on the first day of school,
lost and wandering about like a fool.
People looked at me with an interest on
their faces,
talking about me as if I couldn’t hear them, though I was but a few feet away from them, there was hardly any space.
Then you came and made my miseries go away,
even when I don’t want you to be in my presence,
you always stuck to me, and there you stayed.
Yes I’ll always cherish you as a friend,
a friend who was willing to stay with me to the end.
I hope you and I can see each other more,
because life at here has become quite a bore.
Please come back, come back soon,
so I can enjoy again the talks and lunches we had at noon.
But no matter where you are, my friend.
You’ll always be in my heart until the very end.

 Jika kita mencintai seseorang
Berusahalan untuk tampil apa adanya
karena Cinta sejati selalu dapat
Menerima Kelebihan dan Kekurangan

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar